Pemahaman
mengenai kondisi batuan atau geologi bawah permukaan merupakan kunci dalam
berbagai kegiatan geologi mulai dari eksplorasi sumber daya, mitigasi bencana,
hingga pemetaan geoteknik. Salah satu data geofisika yang umum digunakan
untuk tujuan tersebut adalah data gravitasi bumi (gayaberat). Data ini
merekam variasi percepatan gravitasi akibat perbedaan densitas (massa jenis)
batuan di bawah permukaan. Namun, data gayaberat mentah yang diperoleh dari
lapangan pada dasarnya hanyalah deretan angka yang terlihat abstrak. Agar dapat
“berbicara” tentang struktur geologi, data tersebut harus diolah, dimodelkan,
dan divisualisasikan menjadi bentuk yang mudah dibaca dan dipahami. Pada tahap
inilah perangkat lunak pengolahan data geofisika berperan penting.
Perkembangan
teknologi komputasi, khususnya bahasa pemrograman, memungkinkan para geoscientist
membuat dan mengembangkan kode untuk menyelesaikan berbagai persoalan numerik.
Salah satu bahasa pemrograman yang kini berkembang pesat dan banyak digunakan
oleh saintis di seluruh dunia adalah Python. Sejumlah keunggulan Python
dalam pemodelan numerik antara lain:
ü Gratis dan open-source (tanpa biaya lisensi).
ü Memiliki pustaka numerik yang kuat dan siap pakai (seperti Numpy,
Pandas, Scipy, Matplotlib, ObsPy) yang dapat diterapkan untuk kebutuhan
geofisika.
ü Memiliki komunitas global besar serta dokumentasi dan dukungan yang sangat luas.
Pemetaan atau
survei gayaberat telah dilakukan oleh Pusat Survei Geologi (PSG) – Badan
Geologi dan diterbitkan dalam bentuk Peta Anomali Bouguer skala
1:50.000, 1:100.000, hingga 1:250.000. Berangkat dari basis data tersebut, PSG
mengembangkan kode pemrograman berbasis Python untuk memvisualisasikan sebaran
densitas (massa jenis) batuan di bawah permukaan, baik secara horizontal maupun
vertikal. Secara umum, tahapan pengolahan untuk memperoleh gambaran anomali
densitas mencakup:
Ø Pemisahan anomali regional dan residual dari data CBA (Complete
Bouguer Anomaly).
Ø Pemodelan inversi untuk memperoleh sebaran tiga dimensi (3D)
densitas batuan.
Ø Ekstraksi penampang vertikal anomali densitas pada lintasan minatan
tertentu.
Ø Ekstraksi penampang horizontal pada kedalaman tertentu, serta perhitungan kedalaman untuk densitas batuan dengan nilai tertentu.
Aplikasi
pemrograman berbasis Python yang dikembangkan PSG telah diterapkan dalam
kegiatan Carbon Capture and Storage (CCS) di Pulau Kalimantan
tahun 2025. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari survei CCS yang sebelumnya
dilakukan di Pulau Jawa (2023) dan Pulau Sumatera (2024). Program CCS merupakan
bagian dari upaya Badan Geologi menyediakan informasi sumber daya
penyimpanan karbon (CO₂ storage) guna mendukung target pemerintah
mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 atau lebih cepat.
Pemanfaatan data
gayaberat pada kegiatan ini bertujuan memberikan gambaran sebaran densitas
batuan hingga kedalaman beberapa ribu meter, memperkirakan kedalaman formasi
penyimpan karbon, serta menghitung bulk volume penyimpanan. Melalui
gambar-gambar dalam laman ini, para pembaca dapat menyimak beberapa hal, yaitu:
Seluruh data
tersebut merupakan hasil olahan data gravitasi menggunakan Python oleh para
ahli di PSG. Metode ini selanjutnya dapat diterapkan untuk menjawab berbagai problematika
kebumian menggunakan pendekatan geofisika. Upaya ini sekaligus menjadi bentuk
komitmen PSG sebagai penyedia data hulu geologi Indonesia.
Peta Anomali Bouguer dan peta-peta lain
yang telah diterbitkan oleh PSG dapat diunduh pada link berikut (https://geologi.esdm.go.id/geomap).
Penulis :
Ahmad Setiawan dan G.M. Lucki Junursyah
Penyunting :
Tim Scientific Board – PSG