MATA SATELIT UNTUK BUMI: PEMETAAN SESAR AKTIF DAERAH BOGOR RAYA & SESAR CIMANDIRI DENGAN REMOTE SENSING DAN GIS

Tahukah kita bahwa gempa bumi sering kali dipicu oleh pergerakan patahan atau sesar aktif di dalam kerak bumi? Sesar aktif adalah retakan besar yang masih menunjukkan adanya pergerakan tektonik, sehingga berpotensi menimbulkan gempa. Tanda-tandanya bisa terlihat di permukaan, misalnya adanya retakan tanah, pergeseran lahan, atau bahkan jalur patahan yang jelas. Karena sifatnya yang berbahaya, pemetaan sesar aktif sangat penting. Data ini menjadi dasar bagi mitigasi bencana, penentuan tata ruang, hingga pembangunan infrastruktur.

Dulu, memetakan sesar banyak dilakukan dengan kegiatan survei lapangan, yang tentu memakan waktu dan biaya besar. Kini, teknologi memberi jalan baru, di antaranya adalah penginderaan jauh (remote sensing) dan GIS (Geographic Information System). Penginderaan jauh menggunakan citra satelit untuk “melihat” kondisi permukaan bumi tanpa harus turun langsung ke lokasi, sedangkan GIS adalah sistem yang mengolah data spasial agar bisa dianalisis, dipetakan, dan divisualisasikan. Kombinasi keduanya membuat pemetaan sesar lebih cepat, akurat, dan efisien. Dengan satelit beresolusi tinggi dan teknik radar khusus seperti InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar), pergerakan tanah sekecil beberapa sentimeter pun bisa terdeteksi. Sementara itu, GIS menggabungkan hasil satelit dengan peta topografi, jalur sesar, dan informasi geologi lainnya. Teknologi ini sudah mulai diterapkan di beberapa daerah rawan gempa di Indonesia.

Studi Kasus: Bogor Raya dan Sesar Cimandiri

Daerah Bogor Raya dan Sesar Cimandiri dikenal memiliki aktivitas tektonik cukup tinggi. Melalui citra satelit seperti Sentinel-1 dan Landsat, serta dukungan data topografi, para ahli berhasil memetakan garis sesar aktif yang sebelumnya belum tergambar rinci. Selain itu, teknologi LiDAR (Light Detection and Ranging) dipakai untuk memetakan bentuk permukaan bumi dengan presisi tinggi. Data lapangan, seperti sebaran batuan dan catatan kegempaan, kemudian dipadukan ke dalam sistem GIS. Hasilnya adalah peta rinci yang menunjukkan jalur sesar serta tingkat aktivitasnya (Gambar 1 dan 2).

Dalam konteks nasional, Badan Geologi (BG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) melalui Pusat Survei Geologi (PSG) berperan penting dalam pemetaan sesar aktif. Tugas PSG terkait kebencanaan antara lain: pemetaan geologi dan penyusunan peta tematik, penyelidikan geologi dan geofisika untuk mitigasi bencana, penyediaan data dasar geologi untuk perencanaan tata ruang, serta pemberian layanan informasi geologi kepada pemerintah dan masyarakat.

Pemetaan sesar aktif dengan teknologi satelit dan GIS memberi manfaat besar dalam mitigasi bencana. Teknologi satelit dan GIS telah menjadi “mata dari langit” yang membantu kita melihat pergerakan bumi secara detail. Data yang akurat tentang sesar aktif akan sangat berguna untuk menentukan zona aman bagi perumahan, sekolah, hingga jalur transportasi.

Data yang akurat dapat digunakan oleh pemerintah dan lembaga terkait untuk menentukan wilayah rawan gempa dan melakukan perencanaan tata ruang yang lebih baik. Ke depan, pengembangan teknologi penginderaan jauh yang lebih canggih dan data yang lebih detail akan meningkatkan ketepatan pemetaan sesar aktif di Indonesia. Kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu juga penting agar hasilnya semakin komprehensif. Dengan cara ini, data sesar aktif tidak hanya menjadi dokumen teknis, tetapi juga bekal nyata bagi masyarakat dan pemerintah untuk membangun kehidupan yang lebih aman dari ancaman gempa.

Penulis                  : Annisa Amaanah dan Desy Fitriani Azhari (Universitas Pendidikan Indonesia)

                                Sukahar Eka Adi Saputra (Tim Kerja Pemetaan Tematik, PSG)

Penyunting            : Tim Scientific Board - PSG

Ikuti Berita Kami