Penurunan Tingkat Aktivitas G. Karangetang, Sulawesi Utara, dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada)

Dengan ini disampaikan hasil evaluasi aktivitas vulkanik G. Karangetang – Provinsi Sulawesi Utara, sebagai berikut:


I. Pendahuluan

 

Gunungapi Karangetang merupakan gunungapi strato, secara geografis terletak pada posisi koordinat 20 47’Lintang Utara dan 1250 24’ Bujur Timu, tinggi puncaknya sekitar 1.784 m di atas permukkaan laut. Secara administratif G. Karangetang berada di Pulau Siau termasuk kedalam wilayah Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara. Gunungapi Karangetang diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berlokasi di Desa Salili, Kecamatan Siau Tengah, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.

Aktivitas vulkanik G. Karangetang dicirikan oleh pertumbuhan kubah lava pada kawah Utama maupun kawah Utara, karakteristik erupsinya adalah erupsi efusif (leleran lava), sejak 8 Februari 2023 G. Karangetang mengalami erupsi sehingga pada pukul 16:00 WIB tingkat aktivitasnya di naikan dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga), erupsi terjadi dari Kawah Utama, mengeluarkan leleran lava pada Kawah Utama mengarah ke barat daya dan selatan, mengarah ke kali Beha barat, kali Batang, kali Timbelang, kali Batuawang dan kali Kahetang, dengan jarak luncur mencapai sekitar 2000 meter dari pusat kegiatan (Kawah Utama).


II. Pengamatan visual

Visual G. Karangetang (1784 mdpl) selama perioda 1 – 25 April 2023, umumnya cuaca cerah hingga hujan, gunungapi kadang tertutup kabut, pada saat cerah teramati asap kawah putih dengan intensitas tipis hingga sedang, tinggi kolom asap maksimum mencapai 200 m di atas puncak, angin lemah hingga kencang ke arah timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut. Erupsi efusif teramati hingga 1 April 2023, kejadian guguran sudah tidak tampak lagi, di malam hari pada puncak masih tampak adanya sinar api diam setinggi sekitar 10 m. Kondisi Kawah Utara teramati pada malam hari masih tampak adanya api diam di tubuh kubah lava, guguran tidak teramati.


III. Pengamatan instrumental

 

Kegempaan selama periode 1 – 25 April 2023 terekam; 61 kali gempa Guguran, 20 kali gempa Hembusan, 110 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 76 kali gempa Vulkanik Dangkal, 19 kali gempa Vulkanik Dalam, 25 kali gempa Tektonik Lokal, 2 kali gempa Terasa skala I - MMI dan 192 kali gempa Tektonik Jauh, serta 15 kali gempa Tremor menerus.


IV. Evaluasi

 

  1. Erupsi efusif G. Karangetang menunjukan penurunan, leleran lava dan guguran lava tidak teramati. Dari seismisitas jenis gempa Guguran yang merupakan indikasi terjadinya erupsi efusif (lava meluncur) sudah menurun bahkan sejak 6 April 2023 gempa Guguran tidak terekam. Dilihat dari kejadian ini kemungkinan suplai magma telah berkurang atau energi dorongan kurang kuat sehingga lava tidak dapat keluar, sedangkan gempa Fase Banyak mulai meningkat.
  2. Mewaspadai adanya awan panas guguran dimana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat rubuh bersamaan dengan keluarnya lava. Juga karakteristik awan panas guguran G. Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor.
 


V. Potensi ancaman bahaya

Akumulasi material hasil erupsi efusif yang berada di lembah-lembah jalur luncuran/guguran lava pijar berpotensi menjadi guguran lava ke bagian hilir sehingga perlu kewaspadaan masyarakat yang tinggal disekitarnya serta masyarakat yang akan melintasi lembah/sungai tersebut, selain itu juga perlu diwaspadai terjadinya lahar di waktu hujan di puncak.


VI. Kesimpulan dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas evulkanik G. Karangetang diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 26 April 2023 pukul 16:00 WITA dengan rekomendasi yang disusaikan dengan potensi ancaman bahayanya:

  1. Dalam tingkat aktivitas Level II (Waspada) masyarakat/pengunjung/wisatawan /pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 1,5 km dari Kawah Utama (Selatan) dan Kawah II (Utara), serta 2,5 km pada sektor barat daya dan selatan.
  2. Masyarakat di sekitar G. Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
  3. Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan G. Karangetang oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
  4. Masyarakat yang tinggal disekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak G. Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang.
  5. Masyarakat diharap tetap tenang tidak terpancing berita bohong tetang erupsi G. Karangetang, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro.
  6. Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Karangetang di Desa Salili, Kecamatan Siau Tengah, Kabupaten Kepulauan Sitaro atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
  7. Masyarakat maupun BNPB, BPBD Provinsi Sulawesi Utara, BPBD Kabupaten Siataro, dan Instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi G. Karangetang setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diakses melalui website https://magma.vsi.esdm.go.id atau melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play.
Demikian di sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

a.n. Kepala Badan Geologi
Kepala Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi bencana Geologi

Ikuti Berita Kami