PERKEMBANGAN AKTIVITAS G. LEWOTOBI LAKI-LAKI LEVEL IV (AWAS) TANGGAL 20 OKTOBER 2025

LAPORAN KHUSUS

Nomor: 132/GL.03/BGL/2025

PERKEMBANGAN AKTIVITAS G. LEWOTOBI LAKI-LAKI LEVEL IV (AWAS) TANGGAL 20 OKTOBER 2025

Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan intensitas tebal. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dengan tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, barat daya, barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 20-35°C. Terjadi guguran, namun secara visual, jarak dan arah luncuran tidak teramati.

Erupsi terakhir terjadi pada 18 Oktober 2025 pukul 00.44 WITA. Setelah itu, belum tercatat erupsi lagi hingga saat ini. Kondisi ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik di Lewotobi Laki- laki mulai menurun, terlihat dari berkurangnya jumlah gempa vulkanik dalam yang menandakan suplai magma dari kedalaman mulai melambat. Meski demikian, tremor non- harmonik masih fluktuatif, yang berarti aktivitas magma di kedalaman dangkal menuju permukaan masih berlangsung. Sementara itu, gempa tektonik lokal yang biasanya menjadi penanda adanya suplai besar penyebab erupsi eksplosif juga menurun. Dengan demikian, potensi erupsi masih ada, namun kemungkinan hanya dalam skala kecil.

Data kegempaan dari tanggal 19-20 Oktober hingga pukul 12.00 WITA yaitu, 4 kali gempa Guguran, 3 kali gempa hembusan, 8 kali Gempa Tremor Non-Harmonik, 13 kali Gempa Vulkanik Dalam, 1 kali Gempa Tektonik Lokal dan 15 kali Gempa Tektonik Jauh.

Secara visual maupun kegempaan, aktivitas G. Lewotobi mulai menunjukkan tren penurunan namun aktivitasnya tergolong masih tinggi. Hasil pemantauan data deformasi tiltmeter masih terlihat tren mendatar dan belum menunjukkan  adanya  inflasi. Sementara  itu, data  Global  Navigation  Satellite  System  (GNSS)  dalam  periode  yang  sama  memperlihatkan  kenaikan  pada  komponen  vertikal  (inflasi)  namun  pasca  erupsi  explosif  menunjukkan  penurunan.

Berdasarkan analisis visual dan instrumental tersebut, aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih ditetapkan pada Level IV (AWAS) dengan rekomendasi sebagai berikut: masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dan 7 km sektoral barat laut - timur laut dari pusat erupsi, serta tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.

Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, terutama pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak G. Lewotobi Laki-laki, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.


Warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan  mulut  untuk  melindungi  saluran  pernapasan.

Abu  vulkanik  erupsi  G. Lewotobi  Laki - l ak i  juga  dapat  mengganggu  operasional  bandara  dan  jalur  penerbangan  apabila  sebarannya  mengarah  ke  area  bandara  dan  j alur  perlintasan  pesawat.

Pemerintah daerah diharapkan terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi. Informasi terkini mengenai aktivitas gunungapi dapat diakses melalui situs resmi Magma Indonesia maupun media sosial resmi Badan Geologi.

 

Demikian disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

 

a.n. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 
Kepala Badan Geologi
Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N. M.Sc,

Gambar 1. Visual G. Lewotobi Laki-laki

.

Data Deformasi G. Lewotobi Laki-laki





Gambar 8. Zona Rekomendasi Kawasan Rawan Bencana G. Lewotobi Laki-laki



Ikuti Berita Kami