SEJARAH

Pada tahun 2022, berdasarkan dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2022 tentang pembentukan Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) yang sebelumnya merupakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) di bawah Badan Litbang ESDM telah resmi bergabung dengan Badan Geologi Kementerian ESDM.

Kembalinya Geologi Kelautan (BBSPGL) ke Badan Geologi pada masa kepemimpinan Kepala Badan Geologi Bapak Dr. Eko Budi Lelono diharapkan dapat memperkuat tugas dan fungsi penyelidikan dan pelayanan geologi dari Badan Geologi. Dimana wilayah kerja survei dan pemetaan dari BBSPGL berada di pantai dan laut sehingga output/keluaran Badan Geologi ke depannya menjadi lebih lengkap dan terintegrasi data geologi darat dan laut.

Dalam mendukung Tugas dan Fungsi Badan Geologi, BBSPGL memiliki tugas melaksanakan survei dan pemetaan di bidang geologi kelautan.  Fungsi BBSPGL yaitu pelaksanaan survei dan pemetaan di bidang geologi kelautan; pengelolaan data dan informasi teknis geologi kelautan; pelayanan jasa survei dan pemetaan di bidang geologi kelautan; serta pengelolaan sarana dan prasarana survei dan pemetaan di bidang geologi kelautan.

Sejarah P3GL yang sekarang menjadi BBSPGL bermula dengan dibentuknya Seksi Geologi Marin dan Seksi Geofisika Marin pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) tahun 1979. Pada tanggal 6 Maret 1984 kedua Seksi tersebut kemudian ditingkatkan menjadi Pusat Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL) di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 1092 Tahun 1984.

Dalam perjalanannya, PPGL telah membangun Kapal Peneliti Geomarin I dan memiliki berbagai peralatan survei untuk mendukung kegiatan pemetaan geologi kelautan bersistem skala 1:250.000 dan tematik di perairan dangkal.

Berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 150 Tahun 2001, PPGL dimekarkan menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) di bawah Badan Litbang ESDM. P3GL merupakan satu-satunya instansi yang melakukan inventarisasi, pemetaaan dan penelitian sumber daya energi dan mineral di laut. Tugas P3GL bukan hanya luas wilayah yang harus dipetakan melainkan juga letak sumber daya yang tidak hanya berada di kolom air, tetapi juga hingga beberapa ribu meter di bawah dasar laut.

Untuk menunjang tugas dan fungsi P3GL yang semakin luas kemudian dibangunlah Kapal Geomarin III yang merupakan multipurpose vessel) untuk dimanfaatkan dalam pemetaan hidrografi, oseanografi, geologi dan geofisika. Kapal ini dilengkapi fasilitas DPS/DP-1 (Dynamic Positioning System), yaitu sistem manuver pergerakan relatif terhadap gerakan sensor bawah laut saat pengoperasian Remotely Operated Vehicle(ROV), dan posisi diam absolut saat pengambilan contoh dasar laut, pengukuran arus dan gelombang laut. Sejak mulai beroperasi pada tahun 2009, Kapal Geomarin III menggunakan sertifikasi ClassNK (Jepang) dan BKI, kemudian mengalami peningkatan kemampuan pengambilan data geologi dan geofisika, perubahan back deck layout, kapasitas air gun dan sistem navigasi mendukung 2D Seismic High Resolution. Output P3GL berupa data dan produk litbang geologi kelautan yang telah dimanfaatkan oleh internal KESDM dan eksternal (Kementerian/Lembaga lainnya, stakeholder, masyarakat dan industri kelautan). Produk hasil litbang P3GL berupa NSPK, Peta/Atlas, dan Buku Publikasi Khusus Geologi Kelautan.

Pada tahun 2018, dimana BBSPGL pada saat itu masih sebagai P3GL telah ditetapkan sebagai satker Badan Layanan Umum (BLU) yang memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan penerimaan dan pelaksanaan keuangan. BLU P3GL dapat menerima pekerjaan dan melakukan pelayanan jasa survei geologi kelautan kepada mitra BLU sehingga menjadi kontribusi penerimaan/setoran ke negara.

Dengan ditetapkannya BBSPGL masuk ke dalam Badan Geologi, satker ini masih menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU. Walaupun begitu Badan Geologi meminta BBSPGL untuk dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal dalam penyelidikan, survei dan pemetaan, serta pelayanan jasa di bidang geologi kelautan khususnya pada sektor energi dan sumber daya mineral kelautan. Peran BBSPGL diharapkan mempercepat upaya pencapaian Center of Excellence (CoE) Geologi Indonesia juga upaya mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Ikuti Berita Kami