Dengn menggunakan ilmu geodesi, kondisi aktivitas gunungapi dapat dipantau. Sehingga banyak sekali metode dibidang geodesi yang digunakan untuk pemantauan gunungapi, salah satunya metode deformasi.
Perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografi dan Digital Elevation Model (DEM) saat ini sesungguhnya sangat memungkinkan untuk memodelkan daerah bajiran aliran lahar dengan menggunakan pemodelan. Pemodelan yang dilakukan sebagai upaya untuk merepresentasikan keadaan alam ke dalam suatu model digital berbasis GIS.
Sebagai negara tkto-vulkanik aktif, maka Indonesia kaya akan gunungapi. Banyaknya gunungapi embuat kita mencoba memikirkan bagaimana meminimalisasi dan mencegak bahaya yang dapat ditimbulkan oleh letusan gunungapi tersebut.
Pengamatan gunungapi Galunggung selama letusan 1982 terdiri dari metide Geofisika dan Geokimia. Semua metoda terebut merupakan tambahan/pelengkap dan hasilnya dikombinasikan untuk menganalisa dan mencoba untuk meramalkan kemungkinan besar arah aktifitas yang akan datang.
This study deals with the volcanic hazards-mapping from a Petrological and Morphological point of view with a case study in Indonesia (Galunggung Volcano, Tasikmalaya, West Java). From a Petrological point of view the increase or decrease of the major elements contained in the eruption products, the eruption charactheristics and the differentiation processes which have taken place in the magma …
The 1982-83 eruption of Galunggung Volcano (Java, Indonesia) represents a splendid example of syneruptive magmatic evolution. This eruption seems to be particular because of three characteristics: its duration (9 month) whereas historic activities lasted only a few hours of days, the diversity of the eruptive dynamics and the wide range of compositions erupted.