ANALISIS GEOLOGI KEJADIAN GEMPA BUMI DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN, PROVINSI PAPUA BARAT TANGGAL 13 FEBRUARI 2023

I. Informasi gempa Bumi

Gempa bumi terjadi pada hari Senin tanggal 13 Februari 2023, pukul 00:38:07 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 134,17 BT dan 1,49 LS berjarak sekitar 1,7 km utara Kota Ransiki (ibu kota Kabupaten Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat), dengan magnitudo (M5,3) pada kedalaman 20 km. Menurut informasi The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 134,076 BT dan 1,673 LS, dengan magnitudo (M5,1) pada kedalaman 61,5 km. Berdasarkan data GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi terletak pada koordinat 134,24 BT dan 1,55 LS, dengan magnitudo (M5,2) pada kedalaman 30 km.

II. Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi

Lokasi pusat gempa bumi terletak di Kabupaten Manokwari Selatan. Daerah ini pada umumnya tersusun oleh morfologi dataran pantai, dataran bergelombang dan pada bagian barat dan utara merupakan perbukitan bergelombang hingga terjal. Daerah ini tersusun oleh tanah sedang (Kelas D), tanah keras (Kelas C) dan batuan (Kelas B) pada morfologi perbukitan. Batuannya tersusun oleh batuan berumur Pra Tersier (batuan metamorf, metasedimen), batuan berumur Tersier (batuan sedimen dan batugamping) dan endapan Kuarter yang terdiri - dari endapan pantai dan endapan sungai. Sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi. Selain itu pada morfologi perbukitan yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan rentan terjadi gerakan tanah yang dipicu oleh curah hujan tinggi dan guncangan gempa bumi.

Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, kejadian gempa bumi tersebut disebabkan oleh aktivitas Sesar Ransiki. Menurut catatan Badan Geologi, Sesar Ransiki pernah mengakibatkan kejadian gempa bumi merusak dengan magnitudo (M7,6) pada tahun 2002.

III. Dampak gempa bumi

Hingga laporan ini disusun, kejadian gempa bumi tersebut tidak mengakibatkan terjadinya bencana. Menurut data BMKG guncangan gempa bumi terasa di Ransiki pada skala intensitas IV MMI (Modified Mercally Intensity) dan di Manokwari pada skala III-IV MMI. Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat. Daerah pantai Kabupaten Manokwari Selatan tergolong rawan tsunami. Menurut data Badan Geologi potensi tinggi tsunami di pantai mencapai berkisar antara 3,05 m hingga 5,61 m.

IV. Rekomendasi

(1) Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari petugas BPBD setempat, serta waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

(2) Bangunan di Kabupaten Manokwari Selatan harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

(3) Oleh karena daerah pantai Kabupaten Manokwari Selatan tergolong rawan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi tsunami melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.

(4) Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

================

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Badan Geologi - KESDM

Ikuti Berita Kami