Analisis Geologi Kejadian Gempa Bumi Merusak Di Kabupten Pasaman, Provinsi Sumatra Barat, Tanggal 25 Februari 2022

1. Informasi gempa bumi

Gempa bumi terjadi pada hari Jum'at, tanggal 25 Februari 2022, pukul 08:39:29 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di Utara G. Talamau pada koordinat 99,98? BT dan 0.15? LU, berjarak sekitar 17,5 km timur laut Simpang Ampek, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, dengan magnitudo (M6,2) pada kedalaman 10 km. Menurut informasi dari The United States Geological Survey(USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 100,106? BT dan 0,233? LU dengan magnitudo (M6,2) pada kedalaman 12,3 km. Berdasarkan data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 99,97? BT dan 0,11? LU, dengan magnitudo (M6,0) pada kedalaman 10 km.
Kejadian gempa bumi didahului oleh gempa bumi awal dengan kekuatan M5,2 pada kedalaman 10 km, pukul 08:35:51 WIB, pada koordinat 99,99? BT dan 0,14? LU berjarak 18 km timur laut Pasaman Barat.

2. Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi

Lokasi pusat gempa bumi berada di darat. Morfologi daerah terdekat yang terlanda guncangan gempa bumi merupakan dataran dan perbukitan bergelombang hingga terjal. Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur Pra-Tersier berupa batuan metamorf, batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan rombakan gunungapi, serta endapan Kuarter. Bagian baratnya berupa endapan Kuarter. Pada lereng curam yang dibentuk oleh lajur sesar akan menjadi daerah rawan longsor. Endapan Kuarter dan batuan berumur Pra-Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi. Selain itu morfologi perbukitan yang tersusun oleh batuan berumur Pra-Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah.

Berdasarkan kedudukan pusat gempa bumi dan kedalamannya serta liniasi struktur geologi, pusat gempa bumi ini diduga berasosiasi dengan Zona Patahan Sumatera di daerah Pasaman Barat dan dikenal sebagai Patahan Aktif Sumatera Segmen Lubuksikaping, panjang ? 65 km, pergeseran rata rata 14 mm/tahun dengan ciri Terbanan, gawir patahan, segitiga faset, endapan kipasnya,teras. Kekar & patahan. Patahan ini dijumpai pada batuan Paleozoikum - Kenozoikum dan batuan Gunungapi Talamau , Gunungapai Sarik (Pleistosen-Holosen).

3. Dampak gempa bumi

Gempa bumi ini dirasakan di Pos Pengamatan Gunung Api Talang dengan skala intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity) dan berdasarkan BMKG dirasakan V MMI di Pasaman; IV MMI di Agam, Bukit Tinggi, Padang Panjang; III MMI di Padang, Payakumbuh, Aek Godang, Gunungsitoli; II MMI di Pesisir Selatan, Rantau Parapat, NIas Selatan, Bangkinang, Malaysia, Singapura. Guncangan gempa juga terasa di Kab. Limapuluh Kota, Jambi. Menurut informasi yang dikumpulkan kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan bencana berupa kerusakan bangunan dan gerakan tanah di Kabupaten Pasaman.Mengingat akan kekuatan gempabumi M 6,2 dan berkedalaman sangat dangkal, sangat memungkinkan terjadinya kerusakan pada rumah rumah penduduk, terutama untuk rumah rumah sederhana tidak tahan guncangan gempabumi. Selain itu kemungkinan tejadi bencana gempabumi ikutan seperti tanah longsor pada tebing tebing yang terjal, retakan tanah di daerah pedataran yang disusun oleh tanah yang lunak seperti aluvium dan endapan Kuarter lainnya. Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena pusat gempa bumi di darat dan jauh dari pesisir.

Berdasarkan Atlas peta kerentanan likuefaksi yang diterbitkan Badan Geologi, daerah sekitar pusat gempa berada pada dua zona kerentanan likuefaksi yaitu zona kerentanan tinggi dan zona kerentanan sedang. Zona kerentanan likuefaksi tinggi umumnya berada di pesisir pantai. Mulai dari Pantai Sikarbau, Sikiliang, hingga Cangking. Zona kerentanan tinggi dapat mengalami likuefaksi secara merata dan struktur tanah umumnya menjadi rusak parah hingga hancur. Tipe kerusakan struktur tanah yang terjadi berupa likuefaksi aliran, pergeseran lateral, penurunan tanah dan semburan pasir. Sedangkan daerah zona kerentanan likuefaksi sedang berada pada daerah yang lebih jauh dari pantai dengan tipe endapan pasiran. Zona kerentanan likuefaksi sedang dapat mengalami likuefaksi secara tidak merata dan struktur tanah umumnya rusak. Tipe kerusakan struktur tanah yang terjadi berupa pergeseran lateral, penurunan tanah dan semburan pasir.

4. Rekomendasi

  1. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami
  2. Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman. Waspada terhadap gempa bumi susulan yang dapat merobohkan bangunan yang sudah rusak pada gempa bumi kuat pertama
  3. Kejadian gempa bumi ini berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan berupa retakan tanah, penurunan tanah, dan gerakan tanah. Oleh karena itu penduduk agar waspada dengan gejala tersebut
  4. Agar penduduk mewaspadai retakan tanah pada bagian atas perbukitan yang dapat berpotensi berkembang menjadi gerakan tanah dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan/atau curah hujan tinggi
  5. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai BSN, SNI 1726:2019 sebaiknya dapat dipatuhi.
Sumber : https://vsi.esdm.go.id/

Ikuti Berita Kami