Badan Geologi melalui Tim Verifikasi Geopark Nasional Melakukan Kunjungan Verifikasi Geopark Gorontalo
Dengan slogan “Geopark Gorontalo: Jelajahi Keanekaragaman Daratan dan Lautan Bumi Holondalo,” Kunjungan Verifikasi Geopark Nasional 2024 pada Provinsi Gorontalo telah dilaksanakan oleh Badan Geologi melalui satuan Tim Verifikasi Geopark Nasional (TVGN). Kunjungan yang diadakan selama empat hari total pada Senin-Jumat, 24-28 Juni 2024 dilaksanakan di Kawasan Geopark Gorontalo, Provinsi Gorontalo. TVGN melakukan kunjungan ke titik-titik Geopark Gorontalo sebagai bentuk verifikasi calon Geopark Nasional.
Kunjungan diawali dengan ke Geosite di Desa Lahumbo pada hari pertama. Menampilkan susunan Batuan ditengah-tengah rerumputan. Geosite ini berada pada fisiografi Zona Pegunungan Selatan Bone-Tilamuta-Modello. Batugamping merah Lahumbo merupakan anggota dari Formasi Tinombo (Teot) yang berumur Eosen (50 juta tahun lalu) sampai Miosen awal (15 juta tahun lalu).
Hari berikutnya dilanjutkan ke Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta yang dihuni oleh suku Bajo yang merupakan salah satu suku pelaut yang tinggal di Indonesia. Selanjutnya TVGN mengunjungi Geoheritage berupa Batuan beku plutonik dioritgranodiorit (granitoid) struktur massif, berwarna putih, holokristalin, dan inekuigranular profiritik. Dan dikenal sebagai artefak Sejarah bumi akan kehadiran intrusi diorit-granodiorit dan rekaman kunci peristiwa proses magmatisme masa lampau yang terletak di Desa Saripi. Kemudian Desa Reksonegoro menjadi salah satu tujuan selanjutnya yang memproduksi Dodol Woka khas Gorontalo. Ditutup dengan menuju Biological Site di Ring Atoll. Sebuah laguna yang terletak di bibir pantai Biluhu Timur dengan kedalaman 20 hingga 23 meter. Salah satu fungsi ring atol adalah peredam gelombang saat terjadi tsunami. .
Berikutnya di hari Ketiga, kunjungan dilanjut ke Fosil Kayu Desa Tohupo. Fosil tersebut Merupakan artefak Sejarah bumi berupa batuan sedimen Kuarter yang ditaksir berusia sekitar 23 juta tahun lalu. Keberadaannya berada sekitar 10 meter dari total tinggi tebing 40 meter. Fosil Kayu Tohupo juga memiliki fungsi sebagai rekaman kunci suatu peristiwa geologi yang menunjukkan Keragaman Geologi (Geodiversity) bersifat langka berupa keberadaan fosil kayu di cekungan tektonik Gorontalo.
Dilanjut ke Museum Pendaratan Pesawat Ampibi Soekarno berada di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa. Setelah menjabat sebagai Presiden RI-1 Soekarno, pertama kalinya beliau mengunjungi Provinsi Gorontalo menggunakan pesawat Amfibi pada tahun 1950. Peristiwa bersejarah itu diabadikan di dalam museum.
Kunjungan berikutnya dilanjut ke Benteng Otanaha terletak di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat. Benteng Otanaha merupakan benteng tertua di Provinsi Gorontalo yang dibangun pada tahun 1522. Benteng yang merupakan saksi Sejarah perjuangan Masyarakat Gorontalo berperang melawan Portugis dan telah ditetapkan pemerintah sebagai cagar budaya pada tahun 2011. Benteng Otanaha dibangun di atas bukit berserta ratusan anak tangga. TVGN pun melanjutkan perjalanan ke Visitasi Bentuk Pemberdayaan Masyarakat ke Kerajinan Karawo Mongolato. Ditutup dengan kunjungan ke Bantayo Poboide, rumah Adat tradisional Masyarakat Gorontalo yang terletak di Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Hari terakhir ditutup ke Biological Site berupa Hiu Paus Botubarani. Desa wisata yang berlokasi tepat menghadap ke Teluk Tomini. Memiliki daya Tarik utama dengan kemunculan hiu paus yang bisa dilihat dari jarak sekitar 25 meter dari bibir Pantai. Hiu Paus di Indonesia telat dilindungi sepenuhnya melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor 18 Tahun 2013. Pemerintah Daerah Gorontalo telah menetapkan destinasi wisata Hiu Paus sebagai Kawasan Lindung.
Dilanjutkan dengan Geoheritage berupa Batu Gamping terumbu terletak di Desa Olele. Mempunyai nilai tinggi dan himpuan aspek bentang alam berupa perbukitan structural, aspek ranah batuan berupa vulkanik dan batugamping. Proses internal berupa pelarutan, proses eksternal penyesaran, dan tektonik berupa pengangkatan. Pada lokasi ini juga ditemukan kontak litologi berupa breksi vulkanik berumur Miosen Tengah-Akhir dan batugamping berumur Kuarter (lebih muda dari 2.58 juta tahun). Selanjutnya dilakukan visitasi Bentuk pemberdayaan Masyarakat berupa Kue Karawo Tanggilingo. Dan yang terakhir adalah ke Biological Site yakni Danau Perintis. Satu-satunya danau yang terletak di bagian timur Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo yang merupakan ruang terbuka hijau yang dimanfaatkan sebagai Kawasan wisata alam dan edukasi.
Penulis: Dimas & Adia, Humas Badan Geologi.
Hari berikutnya dilanjutkan ke Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta yang dihuni oleh suku Bajo yang merupakan salah satu suku pelaut yang tinggal di Indonesia. Selanjutnya TVGN mengunjungi Geoheritage berupa Batuan beku plutonik dioritgranodiorit (granitoid) struktur massif, berwarna putih, holokristalin, dan inekuigranular profiritik. Dan dikenal sebagai artefak Sejarah bumi akan kehadiran intrusi diorit-granodiorit dan rekaman kunci peristiwa proses magmatisme masa lampau yang terletak di Desa Saripi. Kemudian Desa Reksonegoro menjadi salah satu tujuan selanjutnya yang memproduksi Dodol Woka khas Gorontalo. Ditutup dengan menuju Biological Site di Ring Atoll. Sebuah laguna yang terletak di bibir pantai Biluhu Timur dengan kedalaman 20 hingga 23 meter. Salah satu fungsi ring atol adalah peredam gelombang saat terjadi tsunami. .
Berikutnya di hari Ketiga, kunjungan dilanjut ke Fosil Kayu Desa Tohupo. Fosil tersebut Merupakan artefak Sejarah bumi berupa batuan sedimen Kuarter yang ditaksir berusia sekitar 23 juta tahun lalu. Keberadaannya berada sekitar 10 meter dari total tinggi tebing 40 meter. Fosil Kayu Tohupo juga memiliki fungsi sebagai rekaman kunci suatu peristiwa geologi yang menunjukkan Keragaman Geologi (Geodiversity) bersifat langka berupa keberadaan fosil kayu di cekungan tektonik Gorontalo.
Dilanjut ke Museum Pendaratan Pesawat Ampibi Soekarno berada di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa. Setelah menjabat sebagai Presiden RI-1 Soekarno, pertama kalinya beliau mengunjungi Provinsi Gorontalo menggunakan pesawat Amfibi pada tahun 1950. Peristiwa bersejarah itu diabadikan di dalam museum.
Kunjungan berikutnya dilanjut ke Benteng Otanaha terletak di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat. Benteng Otanaha merupakan benteng tertua di Provinsi Gorontalo yang dibangun pada tahun 1522. Benteng yang merupakan saksi Sejarah perjuangan Masyarakat Gorontalo berperang melawan Portugis dan telah ditetapkan pemerintah sebagai cagar budaya pada tahun 2011. Benteng Otanaha dibangun di atas bukit berserta ratusan anak tangga. TVGN pun melanjutkan perjalanan ke Visitasi Bentuk Pemberdayaan Masyarakat ke Kerajinan Karawo Mongolato. Ditutup dengan kunjungan ke Bantayo Poboide, rumah Adat tradisional Masyarakat Gorontalo yang terletak di Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Hari terakhir ditutup ke Biological Site berupa Hiu Paus Botubarani. Desa wisata yang berlokasi tepat menghadap ke Teluk Tomini. Memiliki daya Tarik utama dengan kemunculan hiu paus yang bisa dilihat dari jarak sekitar 25 meter dari bibir Pantai. Hiu Paus di Indonesia telat dilindungi sepenuhnya melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor 18 Tahun 2013. Pemerintah Daerah Gorontalo telah menetapkan destinasi wisata Hiu Paus sebagai Kawasan Lindung.
Dilanjutkan dengan Geoheritage berupa Batu Gamping terumbu terletak di Desa Olele. Mempunyai nilai tinggi dan himpuan aspek bentang alam berupa perbukitan structural, aspek ranah batuan berupa vulkanik dan batugamping. Proses internal berupa pelarutan, proses eksternal penyesaran, dan tektonik berupa pengangkatan. Pada lokasi ini juga ditemukan kontak litologi berupa breksi vulkanik berumur Miosen Tengah-Akhir dan batugamping berumur Kuarter (lebih muda dari 2.58 juta tahun). Selanjutnya dilakukan visitasi Bentuk pemberdayaan Masyarakat berupa Kue Karawo Tanggilingo. Dan yang terakhir adalah ke Biological Site yakni Danau Perintis. Satu-satunya danau yang terletak di bagian timur Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo yang merupakan ruang terbuka hijau yang dimanfaatkan sebagai Kawasan wisata alam dan edukasi.
Penulis: Dimas & Adia, Humas Badan Geologi.