According to De Koerier dated September 12, 1939, A.F. Lasut was honorably discharged as a temporary compiler from the Division of General Economic Affairs (Afdeeling Algemeene Economische Aangelegenheden) under the Department of Economic Affairs (Departement van Economische Zaken) effective August 31, 1939.

At that time, according to Mardanas Safwan (Arie Frederik Lasut, 1981: 26–27), Lasut was also seeking a scholarship from the Department of Education and Religion (Departement van Onderwijs en Eredienst). Despite financial constraints, his determination to continue his studies remained unwavering. When the awaited scholarship failed to materialize, Lasut enrolled at the Technical College (Technische Hoogeschool, THS) in Bandung. However, financial hardship again became a pressing concern. The allowance sent by his parents was insufficient to meet living and tuition expenses, prompting him to apply for another scholarship, this time from the Dienst van den Mijnbouw (Bureau of Mining). Out of approximately four hundred applicants, only two were accepted, one of whom was A.F. Lasut. This opportunity marked the beginning of his formal engagement with the field of earth sciences, a discipline that would later define his professional path.

The De Koerier (September 11, 1939) and Deli Courant (September 23, 1939) reported that A.F. Lasut, who had previously worked temporarily at the Department of Economic Affairs, was appointed as a monthly salaried employee (werkzaam gesteld op maandgeld) at the Dienst van den Mijnbouw, together with H. Menick and Raden Soenoe. Menick had been working in the private sector in Bandung, while Raden Soenoe came from the private sector in Surabaya.

Despite this appointment, neither Lasut’s nor Raden Soenoe’s names appeared in the 1939 Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indië, which listed the official staff of the Dienst van den Mijnbouw headquartered in Bandung. At the time, the bureau was led by Ir. W. Holleman, with Ir. W.C. Benschop Koolhoven heading Afdeling Geologie (Geological Division). Similarly, the 1940 edition of the Regerings-almanak did not yet include Lasut or Soenoe among its personnel.

Kantor pusat Dienst van Mijnbouw di Reaal-straat 5 (Jalan Samoja), Bandung, tahun 1933-1934. Sumber: Jubileumnummer uitgegeven ter gelegenheid van het 20-jarig bestaan van den Mijnbond (1939: 31)

It was only in Soerabaijasch Handelsblad on October 2, 1941, that A.F. Lasut, along with Raden Soenoe, H.A.J.W. van Gorkom, and H. Menick, was officially listed as a geologisch ambtenaar 3de klasse (third-class geological officer) at the Dienst van den Mijnbouw.

Amid his professional responsibilities in Bandung, Lasut’s personal life also entered a new chapter. The Bataviaasch Nieuwsblad of December 31, 1941, published a marriage announcement for A.F. Lasut and A.H. Maramis. The notice indicated that the couple's address is at Noorderkampementstraat No. 29, Bandung. A.H. Maramis, also known as Nieke Maramis, was of Manadonese descent and the younger sister of Max Maramis, who would later serve as an Indonesian ambassador (Safwan, 1981: 82, 120).

Until the end of Dutch colonial rule, A.F. Lasut continued to serve within the Dienst van den Mijnbouw. The 1942 Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indië recorded him as one of four geologische ambtenaren 3e klasse under the Afdeling Geologie, alongside Raden Soenoe, H.A.J.W. van Gorkom, and H. Menick. At that time, the Dienst van den Mijnbouw was led by Ir. G.J. Wally, while the Afdeling Geologie remained under the supervision of Ir. W.C. Benschop Koolhoven. (Atep Kurnia, Public Relations of PSDMBP, Geological Agency).

Biografi Arie Frederik Lasut (5):

Masuk ke Dienst van den Mijnbouw di Bandung

Dalam catatan De Koerier edisi 12 September 1939 disebutkan sejak 31 Agustus 1939, A.F. Lasut dibebastugaskan dengan hormat dari jabatannya sebagai kompilator sementara pada Bagian Urusan Ekonomi Umum (afdeeling Algemeene Economische Aangelegenheden), di Departemen Urusan Ekonomi (Departement van Economische Zaken).

Saat itu, menurut Mardanas Safwan (Arie Frederik Lasut, 1981: 26–27), Arie Lasut juga sedang berusaha memperoleh beasiswa dari Departemen Pengajaran dan Agama (Departement van Onderwijs en Eredienst), tetapi kemudian dia mendaftar ke Sekolah Teknik Tinggi (Technische Hoogeschool, THS) di Bandung.

Namun, A.F. Lasut kembali menghadapi kesulitan ekonomi saat menempuh kuliah tersebut. Karena uang kiriman dari orang tuanya tidak mencukupi untuk menopang biaya hidup dan kuliah. Situasi inilah yang mendorong Arie Lasut kembali mengajukan beasiswa, kali ini ke Dienst van den Mijnbouw (Jawatan Pertambangan). Dari sekitar empat ratus pelamar, hanya dua orang yang diterima, salah satunya A. F. Lasut. Beasiswa inilah yang kemudian membuka jalan baginya untuk memasuki dunia ilmu kebumian yang kelak membentuk arah hidupnya.

De Koerier edisi 11 September 1939 dan Deli Courant edisi 23 September 1939 melaporkan A.F. Lasut, yang sebelumnya bekerja sementara di Departemen Urusan Ekonomi, diangkat sebagai pegawai bergaji bulanan (werkzaam gesteld op maandgeld) di Dienst van den Mijnbouw bersama dua orang lainnya, yakni H. Menick dan Raden Soenoe. Dalam catatan itu, dua rekannya dilaporkan berasal dari kalangan swasta di Bandung dan Surabaya.

Namun, nama A.F. Lasut dan Raden Soenoe belum muncul dalam daftar resmi Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indië tahun 1939, yang mencatat susunan pegawai Dienst van den Mijnbouw di Bandung. Saat itu, kepala jawatannya dijabat oleh Ir. W. Holleman, dengan Ir. W. C. Benschop Koolhoven sebagai kepala Afdeling Geologi. Demikian pula di dalam Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indië tahun 1940, nama Arie Lasut dan Raden Soenoe belum tercatat sebagai pegawai Dienst van den Mijnbouw.

Baru dalam Soerabaijasch Handelsblad edisi 2 Oktober 1941, A.F. Lasut bersama Raden Soenoe, H.A.J.W. van Gorkom, dan H. Menick tercatat namanya sebagai geologisch ambtenaar 3de klasse (pegawai geologi kelas III) pada Dienst van den Mijnbouw.

Pengumuman pernikahan A.F. Lasut dengan A.H. Maramis pada 31 Desember 1941. Sumber: Bataviaasch Nieuwsblad edisi 31 Desember 1941.

Di tengah kesibukannya sebagai pegawai geologi di Bandung, kehidupan pribadi A.F. Lasut mengalami perubahan besar. Pada akhir 1941, sebuah pengumuman di Bataviaasch Nieuwsblad tanggal 31 Desember 1941 mencatat pernikahan antara A. F. Lasut dan A. H. Maramis. Dalam pemberitahuan umum itu disebutkan alamat tempat tinggal kedua mempelai, yaitu di Noorderkampement-straat No. 29, Bandung. A.H. Maramis, alias Nieke Maramis, adalah orang Menado, adik kandung Max Maramis, seorang bekas duta besar Indonesia (Safwan, 1981: 82, 120).

Hingga akhir kekuasaan Belanda, sebagaimana tercatat dalam Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indië tahun 1942, A. F. Lasut masih tercantum dalam struktur resmi Dienst van den Mijnbouw. Ia tertulis sebagai salah satu dari empat geologische ambtenaren 3e klasse (pegawai geologi kelas III) di bawah Afdeling Geologie, bersama Raden Soenoe, H.A.J.W. van Gorkom, dan H. Menick. Kepala Dienst van den Mijnbouw saat itu dijabat oleh Ir. G.J. Wally, sedangkan Afdeling Geologie tetap dipimpin oleh Ir. W.C. Benschop Koolhoven. (Atep Kurnia, Humas PSDMBP, Badan Geologi).