Excursion Guide to Kamojang Crater in 1929

The book Kawah Kamodjang was compiled by Dr. Ch. E. Stehn, Head of the Volcanological Survey of the Geological Survey of the Dutch East Indies (Indonesia). It was published as one of the excursion guides (Excursion C.2) for the Fourth Pacific Science Congress, held in Batavia and Bandung on May 16 - 25, 1929. This work stands as a piece of scientific documentation marking one of the earliest explorations into the potential utilization of geothermal energy in the Dutch East Indies.

Stehn’s main aim was to introduce Kamojang Crater as a significant solfatara complex, notable for being the first site in the Dutch East Indies where experiments on the practical use of geothermal energy were conducted. He stated that N. J. M. Taverne (1926) was the first to provide a detailed description of the crater’s morphology.

This 13-pages excursion guide was carefully organized and systematic in its presentation. Stehn begins with Kamojang Crater situation within the Priangan volcanic chain, outlining its relationship with Mount Guntur, Papandayan, and Manuk Crater. Then, he turns to the morphology and solfatara activity of Kamojang, describing fumaroles, mud pools, and acidic craters formed by minor eruptions.

The most significant section of the book, however, is Stehn’s explaination of the geothermal drilling experiments conducted between 1926 and 1928. In total, five experimental wells were drilled, and the results confirmed that Kamojang Crater possessed real geothermal potential. Although the experiments were discontinued after 1928, routine monitoring of pressure and temperature was maintained. Stehn emphasized that the steam at Kamojang originated from groundwater heated by volcanic activity, distinguishing it from the juvenile steam found at The Geysers in California.

Today, the book Kamodjang Crater is securely preserved in the Library of the Center for Mineral, Coal, and Geothermal Resources (PSDMBP), the Geological Agency. Those interested in exploring this historic work are welcome to visit the PSDMBP Library at Jl. Soekarno-Hatta No. 444, Bandung.


Panduan Ekskursi ke Kawah Kamojang Tahun 1929

Buku Kawah Kamodjang disusun oleh Dr. Ch. E. Stehn, Kepala Volcanological Survey, Geological Survey, di Hindia Belanda (Indonesia). Buku ini merupakan salah satu buku panduan ekskursi (Excrusion C.2) dalam acara Fourth Pacific Science Congress yang dilaksanakan di Batavia dan Bandung pada tanggal 16 - 25 Mei 1929. Karya ini menjadi dokumentasi ilmiah tentang salah satu titik awal eksplorasi pemanfaatan energi panas bumi di Hindia Belanda.

Secara umum, gagasan utama Stehn adalah memperkenalkan Kawah Kamojang sebagai kompleks solfatara yang penting, karena merupakan tempat pertama dilakukannya eksperimen kemungkinan pemanfaatan energi panas bumi di Hindia Belanda. Stehn menyatakan bahwa N.J.M. Taverne (1926) adalah penulis pertama yang secara rinci menggambarkan morfologi Kawah Kamojang.

Stehn menyusun panduan ekskursi setebal 13 halaman ini dengan sistematika yang jelas. Pertama, ia menggambarkan posisi geologi Kawah Kamojang dalam jajaran gunung api Priangan, termasuk hubungannya dengan Gunung Guntur, Papandayan, dan Kawah Manuk. Setelah itu, Stehn menjelaskan morfologi dan aktivitas solfataranya dari fumarola, kawah lumpur, hingga kawah berair asam yang terbentuk akibat letusan-letusan kecil.

Bagian paling penting dalam buku ini adalah deskripsi tentang sejarah pengeboran potensi panas bumi sejak 1926. Secara keseluruhan, antara 1926-1928 dilakukan penggalian lima sumur percobaan. Hasilnya menunjukkan Kawah Kamojang memang memiliki potensi panas bumi yang dapat dikembangkan. Tetapi percobaannya dihentikan setelah 1928, meskipun pemantauan tekanan serta suhunya terus dilakukan secara rutin. Stehn menegaskan uap yang dihasilkan Kawah Kamojang berasal dari air tanah yang dipanaskan oleh aktivitas vulkanik, berbeda dengan juvenile steam seperti di The Geysers (California).

Kini, buku Kawah Kamodjang tersimpan dengan baik di Perpustakaan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (PSDMBP). Bagi siapa saja yang penasaran dan ingin menelusuri lebih jauh isi buku bersejarah ini, dipersilakan datang langsung ke Perpustakaan PSDMBP di Jl. Soekarno-Hatta No. 444, Bandung. (Atep Kurnia, Humas PSDMBP).

Ikuti Berita Kami