By Sukaesih*
Thin steam ascends from the greenish pools, blending with white mineral terraces that naturally form around them. Mount Martimbang rises in the distance. The hot spring pools are segmented, some open and others bordered by simple stone walls. This is the environment of the Sipoholon hot springs.
Geothermal systems exhibit several types of manifestations, including fumaroles, solfataras, mud pots, hydrothermal features, and others. The Sipoholon hot springs represent one of the manifestations of geothermal potential, specifically of the hydrothermal type. Given this geological setting, the Sipoholon Geothermal Area has become a nature-based tourism destination utilizing direct-use applications of geothermal energy.
Located on Jalan Tarutung in Tapian Nauli, Sipoholon District, North Tapanuli, North Sumatra, the hot springs lie about 8 kilometers from Tarutung town. From Medan, the land journey covers roughly 270 kilometers and requires approximately 6 to 8 hours.
Visitors commonly attribute therapeutic properties to the spring water from Mount Martimbang, especially for skin ailments and muscle relaxation. Beyond bathing, visitors can ascend a nearby hill whose surface is coated in sparkling white travertine—calcium carbonate deposits—that gives it a snow-like appearance and makes it slightly slippery. From the hilltop, visitors are rewarded with impressive views of the springs and surrounding landscapes, making the site a popular photographic location.
The distinctive character of the Sipoholon Geothermal Area drew geoscientific interest. Between August and September 2023, a detailed geothermal survey was conducted by a team from the Center for Mineral, Coal, and Geothermal Resources (PSDMBP), the Geological Agency, covering Sipoholon and neighboring districts: Tarutung, Sipahutar, Siborong-Borong, Pagaran, and Siatas Barita.
Panabungan's hot spring /Mata air panas Panabungan. Photograph/Foto: Sukaesih.
Survey findings revealed that Sipoholon’s main feature is a 64°C hot spring depositing white travertine. In Panabungan, another hot spring discharges 47°C water from dark gray rocks resembling a constructed basin; it is depositing soft yellow sulfur minerals. Gas emissions forming bubbles were also observed in these springs. The local geology is dominated by tuff— the youngest rock, formed by the Toba eruption—alongside dacitic intrusive rock of Mount Imun to the north.
Sipoholon serves as an example of community-based direct geothermal utilization. The naturally occurring thermal water is developed into a hot spring tourism facility, offering ongoing health and economic advantages to the local population.
*Principal Earth Investigator at the Center for Mineral, Coal, and Resources (PSDMBP), the Geological Agency.
Panas Bumi di Daerah Sipoholon dan Sekitarnya
Oleh.Sukaesih*
Uap tipis mengepul dari permukaan air berona kehijauan berpadu dengan endapan putih yang membentuk undakan-undakan alami di sekitarnya. Di kejauhan, tampak Gunung Martimbang menjulang. Permukaan air berupa kolam-kolam pemandian itu terbagi beberapa bagian. Ada yang terbuka dan ada pula yang dikelilingi pagar batu sederhana. Inilah pemandangan di sekitar pemandian air panas Sipoholon.
Panas bumi memiliki beberapa jenis manifestasi antara lain fumarola, solfatara, lumpur panas, hidrothermal, dan lain-lain. Pemandian air panas Sipoholon merupakan salah satu manifestasi keberadaan potensi panas bumi yang dalam hal ini berjenis hidrothermal. Dengan kondisi geologi ini, daerah panas bumi Sipoholon menjadi destinasi wisata alam berbasis pemanfaatan langsung panas bumi.
Pemandian air panas yang terletak di Jalan Tarutung, Tapian Nauli, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara tersebut berjarak sekitar 8 kilometer dari pusat Kota Tarutung. Jika berangkat dari Medan, perjalanan menuju Sipoholon membutuhkan waktu sekitar 6-8 jam perjalanan darat dengan jarak kurang lebih 270 kilometer.
Banyak pengunjung percaya bahwa air panas dari mata air Gunung Martimbang ini bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kulit dan merilekskan otot. Selain berendam, pengunjung juga dapat menjelajahi bukit yang berada tak jauh dari kolam. Permukaan bukit ini nampak putih berkilau seperti salju dan sedikit licin karena endapan kalsium karbonat (CaCO3), atau travertin. Dari puncak daerah perbukitan ini tersaji pemandangan kolam dan lanskap alam yang memukau. Oleh karena itu, spot ini kerap dijadikan tempat berfoto.
Keunikan Daerah Panas Bumi Sipoholon menarik perhatian para ahli kebumian. Tim dari Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP), Badan Geologi, pernah melakukan survei Daerah Panas Bumi Sipoholon dan sekitarnya antara bulan Agustus hingga September 2023. Survei yang dilakukan merupakan survei rinci panas bumi dengan lokasi Daerah Sipoholon dan sekitarnya, yaitu Kecamatan Sipoholon, Tarutung, Sipahutar, Siborong Borong, Pagaran, dan Kecamatan Siatas Barita.
Hasil survei menunjukkan bahwa manifestasi utama di Sipoholon berupa mata air panas bertemperatur 64°C yang mengendapkan travertin yang berwarna putih. Di lokasi lainnya yaitu di Panabungan muncul mata air panas pada batuan berwarna abu-abu kehitaman menyerupai taman buatan yang di bawahnya keluar mata air panas bertemperatur 47oC, yang mengendapkan mineral sulfur, yang masih lunak, tampak membentuk endapan yang berwarna kuning. Selain mata air panas terlihat juga hembusan gas membentuk gelembung-gelembung pada mata air panas tersebut. Sementara batuan yang dijumpai di daerah survei adalah tuf (dominan), yang merupakan batuan paling muda sebagai produk letusan Gunungapi Toba. Selain itu, ada juga batuan beku dasitik yang membentuk Gunung Imun yang berada di bagian utara daerah survei.
Sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi panas bumi, Sipoholon menjadi bukti dari pemanfaatan langsung panas bumi oleh masyarakat. Air panas yang muncul secara alami dimanfaatkan sebagai sarana wisata pemandian air panas. Pemanfaatan semacam ini memberikan manfaat kesehatan dan ekonomi bagi masyarakat sekitar secara berkelanjutan.
*Penyelidik Bumi Ahli Utama di Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Badan Geologi.
Dacitic rock of Mount Imun/Batuan dasit Gunung Imun. Photograph/Foto: Sukaesih.