Jalur Metalogeni Indonesia; Apa, Kenapa dan Bagaimana Sebarannya? (Bagian Tiga)

📍 Melangkah maju dari dua edisi sebelumnya kita fokus pada potensi logam di Sulawesi

Sulawesi

Pulau Sulawesi merupakan wilayah yang sangat unik secara geologi karena menjadi zona pertemuan tiga lempeng besar: Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Kompleksitas ini menghasilkan berbagai struktur tektonik seperti sesar geser, subduksi, dan pengangkatan ofiolit, yang kemudian membentuk lingkungan geologi ideal bagi pembentukan beragam endapan logam. Kondisi tersebut menjadikan Sulawesi sebagai salah satu pulau dengan potensi mineral terbesar di Indonesia, terutama untuk nikel, emas, dan tembaga. Berdasarkan hasil kajian Pusat Survei Geologi dan sejumlah studi akademik, wilayah Sulawesi terbagi ke dalam tiga jalur metalogeni utama, masing-masing dengan karakteristik geologi dan mineralisasi yang khas.

Jalur pertama adalah Jalur Metalogeni Sulawesi Bagian Barat (Western Sulawesi Metallogenic Province) berasosiasi dengan busur magmatik Paleogen hingga Neogen yang terbentuk akibat subduksi Lempeng Laut Sulawesi ke arah selatan. Endapan yang umum ditemukan di sini adalah emas dan tembaga, baik dalam bentuk sistem porfiri maupun epitermal. Salah satu contoh penting dari jalur ini adalah prospek tambang emas Poboya di Palu dan beberapa indikasi sistem porfiri di wilayah Mamuju yang tengah dikaji lebih lanjut.

Jalur kedua adalah Jalur Metalogeni Sulawesi Bagian Utara (Northern Sulawesi Metallogenic Province). Jalur ini yang meliputi wilayah Kotamobagu, Bolaang Mongondow, hingga Manado. Jalur tersebut terbentuk dari aktivitas magmatik yang lebih muda, yakni dari zaman Neogen hingga Kuarter, dan berhubungan erat dengan subduksi Lempeng Laut Maluku ke arah barat. Endapan logam yang berkembang di wilayah ini antara lain emas epitermal, tembaga porfiri, serta seng dan timah hitam (Pb-Zn). Tambang-tambang aktif seperti emas Bakan dan emas Mesel menjadi bukti nyata potensi ekonomi dari jalur ini.

Jalur ketiga adalah Jalur Metalogeni Sulawesi Bagian Timur (East Sulawesi Metallogenic Province). Zona ini meliputi wilayah Sulawesi Tenggara dan bagian timur Sulawesi Selatan. Jalur ini dikenal sebagai pusat utama nikel laterit di Indonesia. Daerah seperti Kolaka, Morowali, Pomalaa, Luwu Timur, dan Pulau Obi memiliki penyebaran batuan ultramafik yang luas akibat pengangkatan ofiolit, membentuk endapan nikel laterit melalui proses pelapukan tropis yang intens. Kawasan ini kini menjadi pusat industri hilirisasi nikel nasional, dengan berbagai proyek smelter dan kawasan industri seperti IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park di Morowali) dan IWIP (Indonesia Weda Bay Industrial Park di Halmahera).

PSG pernah melaksanakan survei di Kabupaten Konawe Selatan yang masuk dalam jalur ketiga di atas. PSG menemukan bahwa terdapat pengayaan logam-logam tertentu akibat proses pelapukan (lateritisasi). Hasil studi tersebut dapat diunduh pada link berikut (http://ijog.geologi.esdm.go.id/index.php/IJOG/article/download/368/273). Salah satu point penting nya adalah bahwa horizon saprolit mengandung kadar nikel yang lebih tinggi, cocok untuk produksi NPI (Nickel Pig Iron) atau feronikel. Meski kadar nikel pada horizon limonit lebih rendah, material ini lebih tepat digunakan sebagai bahan baku baterai karena juga mengandung kobalt.

Beberapa literatur juga menyebut potensi zona transisi metalogeni di wilayah Luwu (Sulawesi Selatan bagian timur laut). Zona ini memiliki indikasi sistem porfiri tembaga-emas namun masih dalam tahap eksplorasi awal. Meskipun belum sepenuhnya diklasifikasikan sebagai jalur metalogeni tersendiri, kawasan ini menunjukkan prospek yang menjanjikan untuk dikembangkan ke depan.

Dengan pemetaan yang semakin detail dan dukungan teknologi eksplorasi modern, ketiga jalur metalogeni ini menjadi fondasi penting dalam pembangunan sektor mineral Sulawesi. Keberadaan data metalogeni yang disusun oleh Pusat Survei Geologi tidak hanya berperan dalam eksplorasi, tapi juga menjadi acuan dalam perencanaan wilayah, tata kelola tambang, dan pengambilan kebijakan nasional terkait sumber daya mineral strategis.

Peta Metalogeni Indonesia Skala 1:5.000.000 dapat diunduh pada link berikut:

(https://geoportal.esdm.go.id/home/storage/images/file/wE8oI_Peta_Metalogeni_Indonesia_1186d2ff1eb73c43298c2f964d59164b.jpg).

🔁 Sudah baca Bagian 1 dan Bagian 2? Kalau belum, yuk kita buka link berikut (Berita | Portal Layanan Satu Pintu Badan Geologi) dan (Berita | Portal Layanan Satu Pintu Badan Geologi)

Penulis                        : Ronaldo Irzon

Penyunting                 : Tim Scientific Board – PSG

Ikuti Berita Kami