Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Museum Geologi, Badan Geologi KESDM

Museum Geologi Badan Geologi KESDM pada Jumat (18/09/2020) mendapat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI yang memiliki lingkup tugas di bidang Energi, Riset dan Teknologi, dan Lingkungan Hidup. Rombongan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VII DPR RI H. Eddy Soeparno, SH.,MH ini disambut oleh Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, Kepala Museum Geologi Iwan Kurniawan beserta pimpinan Badan Geologi yang lain.

Eko Budi Lelono dalam sambutannya menjelaskan bahwa Museum Geologi merupakan Museum Tematik terbaik di Indonesia karena memiliki kekayaan sejarah bangsa baik tingkat nasional maupun internasional. Museum Geologi memiliki koleksi yang merupakan bukti sejarah dan temuan-temuan yang ada telah berhasil mengubah perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

Sementara itu H. Eddy Soeparno, SH.,MH menjelaskan sesuai fungsi pengawasan dari Komisi VII DPR RI dalam bidang energi, maka diputuskan untuk melakukan kunjungan kerja spesifik ke Museum Geologi. Kunjungan kerja spesifik ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang koleksi Museum Geologi, tentang program yang dimiliki Museum Geologi dan permasalahan yang ada. Eddy merasa senang mengetahui bahwa Museum Geologi selama ini banyak dikunjungi masyarakat bahkan pengelola sampai harus menolak rencana kunjungan karena membludaknya daftar antrian yang ada.

Delegasi Komisi VII DPR RI yang hadir terdiri dari 8 anggota termasuk pimpinan Komisi VII yaitu H. Alex Noerdin. Semua anggota memiliki ketertarikan besar akan sejarah sehingga diharapkan kunjungan ini akan menambah ilmu pengetahuan baru bagi para delegasi juga akan menjalin sinergi antara Komisi VII dengan mitra kerja yaitu Museum Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Menelusuri koleksi museum yang merupakan unsur penting dari sebuah museum, Museum Geologi saat ini memiliki koleksi 417.882 objek yang sudah memiliki nomor registrasi dan sudah terdaftar dalam aplikasi simak BMN sebagai kekayaan negara yang nilai nominalnya tak terhingga (priceless). Dari sudut pandang sumberdaya manusia, Museum Geologi memiliki tenaga-tenaga profesional sesuai dengan keahlian masing-masing, diantaranya peneliti, perekayasa, penyelidik bumi. Sementara dari sudut pandang ilmu museum, Museum Geologi memiliki tenaga konservator, kurator, edukator, dan registrar.

Sebagai lembaga pelayanan publik, Museum Geologi juga sudah menerima peringkat baik dalam pelayanan publik, untuk itu sejak tahun 2019, Museum Geologi melakukan pengembangan fasilitas museum dengan mewujudkan museum untuk semua (museum for all), memberikan fasilitas dan pelayanan untuk publik berkebutuhan khusus (tuna netra dan tuna rungu), dikenal dengan RATAS, Museum Geologi Ramah Disabilitas. Komitmen ini tidak hanya diwujudkan dalam bentuk fasilitas tetapi juga menyediakan tenaga edukator yang memiliki keahlian bahasa isyarat.

Kehadiran Museum Geologi di Bandung terkait dengan sejarah tambang dan penyelidikan tambang di Nusantara yang dimulai sejak tahun 1850-an. Hasil dari kegiatan ini tidak hanya berupa lembaran peta tentang sumberdaya geologi di Nusantara tetapi juga objek dan bukti material seperti conto-conto batuan, mineral dan fosil. Temuan yang berjumlah banyak ini akhirnya memerlukan sebuah bangunan untuk menyimpan dan mengkaji lebih jauh, maka dibangunlah sebuah bangunan yang saat itu dinamakan dengan Geologisch Laboratorium, Pada tahun 1929, melalui kegiatan pertemuan pakar ilmu pengetahuan se Pasifik di Bandung, bangunan ini resmi menjadi Museum Geologi.

Setelah masa kemerdekaan, bangunan Museum Geologi sebagian berfungsi sebagai kantor Djawatan Tambang, dan seterusnya lembaga yang berkaitan dengan sumberdaya geologi. Merunut sejarah ini maka kehadiran lembaga ini menjadi cikal bakal lahirnya Kementerian ESDM.

Berkaitan dengan Museum Geologi dalam perjalanannya berada dilingkungan Badan Geologi, tepat pada tahun 2013, Menteri ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 12 yang menjelaskan tentang organisasi dan tata kerja Museum Geologi yang memiliki tugas melaksanakan pengelolaan, penelitian, pengembangan, konservasi, peragaan, dan penyebarluasan informasi koleksi geologi.

Menilik bangunan Museum Geologi, yang ditempati saat ini, merupakan bangunan cagar budaya peringkat nasional sejak tahun 2017. Bangunan ini tidak hanya mewakili gaya arsitektur art deco, tetapi juga masih memiliki elemen-elemen penting yang menjadi ruang pengetahuan baik dari kebumian maupun arsitektural. Didalam bangunan ini kami memiliki ruang simpan koleksi sejumlah 11 ruang simpan koleksi, satu diantaranya khusus menyimpan koleksi unggulan tingkat nasional dan dunia. Sementara untuk ruang peragaan kami menyediakan empat ruang peragaan dengan tema masing-masing.

Selain kegiatan tersebut diatas, Museum Geologi juga mengikuti perkembangan dan teknologi untuk memenuhi kebutuhan pengunjung museum, sejak tahun 2017 Museum Geologi menyediakan fasilitas Quick Response Code (QR Code) dan aplikasi Beacon, penjelasn lebih dalam tentang sejarah dan koleksi Museum Geologi.

Museum sebagai lembaga ilmiah dan edukasi non formal, juga melakukan kolaborasi penelitian tentang sejarah alam di Indonesia. Kerjasama penelitian yang pernah dan sedang dilakukan adalah dengan beberapa universitas baik nasional maupun mancanegara antara lain dengan Australia, Jepang, Denmark, dan Belanda. Hasil-hasil penelitian ini juga menyumbang pemikiran baru di dunia ilmu pengetahuan antara lain ditemukannya manusia Flores (Homo floresiensis).

Museum Geologi juga dikenal dengan museum yang memiliki berbagai prestasi baik nasional maupun internasional. Salah satunya adalah museum yang dikenal dengan pengunjung terbanyak di Indonesia. Kunjungan ke museum Geologi berjumlah 1 juta per tahunnya, dengan alokasi anggaran APBN sejumlah 30 M. Melalui ketersediaan dana tersebut dengan jumlah kunjungan per tahunnya maka Museum Geologi memberikan subsidi kepada pengunjung sejumlah 30 ribu per orangnya.



Tim Humas Sekretariat Badan Geologi

Ikuti Berita Kami