Laporan Pemeriksaan Gerakan Tanah Dusun Aek Horsik, Desa Garoga Sibargot, Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

Bersama ini kami sampaikan laporan hasil kajian dan penyelidikan lapangan di Dusun Aek Horsik, Desa Garoga Sibargot, Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara atas permintaan Kepala BPBD Kabupaten Tapanuli Utara perihal permohonan kajian dan penyelidikan lapangan Gerakan tanah di Kabupaten Tapanuli Utara dengan nomor surat 393/4-01-1/V/2023 tanggal 30 Mei 2023.
Hasil Pemeriksaan sebagai berikut:
  
1.    Lokasidan Waktu Kejadian Terbentuknya Lubang Amblasan/Sinkhole
 
Lokasi kejadian Gerakan tanah berupa terbentuknya lubang amblasan/sinkhole yang terletak di Dusun Aek Horsik, Desa Garoga Sibargot, Kecamatan Garoga. Sinkhole terjadi pada tanggal 26 Mei 2023 pukul 18.00 WIB. Kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya meninggalkan bekas sinkhole sebanyak 13 titik dan membentuk sebuah kelurusan yang berarah tenggara-barat laut serta hanya berjarak 20-100 meter dari lokasi kejadian saat ini, (gambar 1 & 2).
Secara geografis lokasi kejadian terletak pada koordinat 1,99498oN ; 99,39589oE dengan ketinggian 756 mdpl.
 
2.  Kondisi Daerah Bencana

Gerakan tanah yang terjadi berupa amblasan yang membentuk lubang berbentuk lingkaran dengan diameter 20 meter dan kedalaman 15 meter.

Ø  Morfologi :
Morfologi daerah bencana berupa perbukitan yang berada pada ketinggian 756 m di atas permukaan laut, kemiringan lereng landai sedang sampai agak curam (7 – 12 °), pemukiman Dusun Aek Horsik terletak pada pedataran di atas perbukitan. 
 
Ø  Geologi : 
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Padangsidempuan dan Sibolga, Sumatera (J.A Aspden, dkk 2007) batuan penyusun daerah bencana berupa tuf Toba yang berkomposisi riodasit.
 
Ø  Tata Guna Lahan :
Tata guna lahan pada daerah bencana umumnya berupa ladang, permukiman, di bagian tengah dan dibawah berupa hutan campuran. 
 
Ø  Keairan 
Sumber air yang digunakan penduduk diperoleh dari mata air alami yang diambil secara manual, tidak ada sumur disekitar lokasi, penduduk juga memperoleh air dengan menampung air hujan. Ada dua buah sungai yang mengalir di wilayah lokasi, satu sungai besar Bernama Sungai Bilah yang mengalir dari barat laut ke tenggara dan satu sungai kecil sebagai anak sungai bilah yang mengalir dari barat ke timur yang mengalir sepanjang tahun.
 
Ø  Kerentanan Gerakan Tanah : 
Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Provinsi Sumatera Utara (Badan Geologi), daerah bencana terletak pada zona kerentanan gerakan tanah rendah, Pada zona ini Gerakan tanah dalam ukuran kecil dapat terjadi, terutama pada tebing lembah sungai, Namun demikian kejadian Gerakan tanah berupa amblasan/sinkhole ini sangat tergantung kepada faktor jenis batuan penyusun yang sangat rentan terhadap pengaruh air.
 
3.    Faktor penyebab terjadinya sinkhole:
Secara umum, faktor penyebab terjadinya amblasan pada lokasi tersebut adalah:
·    Sifat fisik batuan/tanah dipermukaan yang poros dan mudah meloloskan air sehingga air permukaan mudah masuk ke dalam lapisan tanah sampai menyentuh batuan yang mudah terlapukan dan terlarutkan. 
·    Pelarutan batuan, air hujan atau air tanah yang terperangkap dalam formasi batuan yang dapat melarutkan batuan tersebut secara perlahan lahan. Seiring waktu terbentuknya rongga rongga di bawah permukaan tanah. Jika rongga ini terus berkembang, dapat menyebabkan runtuh tanah diatasnya dan terbentuknya sinkhole
·   Variabilitas iklim, perubahan pola iklim, seperti periode yang panjang dan intensitas hujan yang tinggi, atau kekeringan yang ekstream, dapat mempengaruhi stabilitas tanah. Curah hujan yang berlebihan dapat menyebabkan genangan air yang berlebihan dan merusak lapisan tanah yang stabil. Sementara itu, kekeringan yang berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan air tanah dan penurunan tanah yang menyebabkan sinkhole.
 
4.    Mekanisme terjadinya sinkhole
Batuan tufa sering terdiri dari abu vulkanik dan fragmen yang telah dipadatkan dan disemen bersama. Namun, batuan ini masih bisa berpori dan permeabel, memungkinkan air untuk menyusup dan melarutkan mineral terlarut yang ada di dalam tufa. Seiring waktu, proses pelarutan ini dapat melemahkan batuan dan menciptakan rongga bawah tanah, yang menyebabkan runtuhnya lapisan permukaan dan terbentuknya lubang amblasan.
Batu tufa dapat menjadi bagian dari sistem hidrogeologi yang kompleks, dengan air yang mengalir melalui rekahan, kekar, atau lapisan berpori di dalam batuan. Jika tufa terkena aliran air yang signifikan, ia dapat mengikis dan membuat saluran atau rongga bawah tanah. Saat batuan melemah dan kehilangan penyangga, lubang amblasan dapat terbentuk di permukaan.
Dampak terjadinya amblasan/sinkhole ini adalah :
-       3 rumah terancam.
-       1 gereja terancam.
 
5.    Kesimpulan Hasil Pemeriksaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan pada saat ini masih berpotensiterbentuknya amblasan/sinkhole jika curah hujan tinggi atau terjadi genangan banjir. maka direkomendasikan sebagai berikut :
·         Masyarakat yang berada pada jalur kelurusan amblesan agar meningkatkan kewaspadaan khususnya bila curah hujan tinggi mengingat potensi amblesan pada jalur tersebut masih dapat terjadi.
·         Segera menutup dan atau membuat trap/terasering pada amblesan di dekat bangunan gereja untuk menghindari potensi longsoran berkembang ke arah gereja.
·         Menghindari membangun bangunan di pola kelurusan amblasan/sinkhole.
·         Membuat parit/drainase yang mengarahkan air menjauhi amblesan untuk menghindari material jenuh pada jalur amblesan.
·         Melaporkan ke pemerintah lokal (Desa, Camat, BPBD) apabila ada perkembangan amblesan lanjutan.
·       3 (tiga) rumah dan 1 (satu) gereja terancam. 
 
Laporan singkat ini dapat diunduh atau download di www.vsi.esdm.go.id.

Ikuti Berita Kami