Laporan Tanggapan Gerakan Tanah Di Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat 15 Juli 2023

Bersama ini kami sampaikan tanggapan bencana gerakan tanah dan banjir bandang di wilayah di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, berdasarkan informasi media massa elektronik, sumber :

sebagai berikut:

1. Lokasi dan Waktu Kejadian

Gerakan tanah berupa longsor dan banjir bandang terjadi di beberapa titik di wilayah Kabupaten Agam, diantaranya menimpa di tiga nagari atau desa yaitu Koto Malintang, Tanjung Sani, dan Sungai Batang, Kecamatan Tunjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

Secara geografis, diperkirakan berada pada koordinat -0.352102? LU dan 100.164395? BT.


2. Kondisi Daerah Bencana

  • Morfologi: Secara umum morfologi lokasi bencana dan sekitarnya, diperkirakan merupakan lembah dan perbukitan landai hingga agak terjal.
  • Geologi: Berdasarkan Peta Geologi Lembar Padang, Sumatera (Kastowo, dkk., Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1996), batuan penyusun di lokasi bencana diperkirakan berupa andesite dari Danau Maninjau.
  • Kerentanan Gerakan Tanah: Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya Gerakan Tanah Sumatera Barat (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) bulan Juli 2023, daerah bencana di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam termasuk zona dalam prakiraan terjadinya gerakan tanah Menengah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah lama dapat aktif kembali akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat.
3. Situasi dan Dampak Gerakan Tanah

Gerakan tanah diperkirakan berupa longsoran dari tebing.

Dampak dari gerakan tanah sebagai berikut:

  • 2 (dua) orang meninggal dunia di Jorong Pantas, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam
  • 14 (empat belas) rumah rusak berat di Jorong Sungai Tampang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam
4. Faktor Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah

Secara umum gerakan tanah di lokasi tersebut diperkirakan disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

  • Kemiringan lereng yang agak curam mengakibatkan tanah mudah bergerak.
  • Tanah pelapukan yang menumpang di atas batuan vulkanik yang relatif kedap air dan bersifat poros serta jenuh air;
  • Sistem drainase permukaan yang kurang baik sehingga seluruh air terakumulasi dan terkonsentrasi ke lokasi bencana sehingga mempercepat berkembangnya longsor;
  • Curah hujan yang tinggi dan berdurasi lama yang turun sebelum dan saat terjadinya gerakan tanah memicu terjadinya gerakan tanah;
5. Mekanisme Terjadinya Gerakan Tanah

Terjadinya gerakan tanah di lokasi bencana diperkirakan berawal dari kurang stabilnya lereng yang agak curam dan tanah lapukan yang cukup tebal, air hujan yang masuk ke tanah lapukan yang bersifat lepas dan di bawahnya berupa batuan vulkanik kedap air sebagai bidang gelincir longsoran. Akibatnya bobot masanya tanah bertambah dan kuat gesernya menurun, sehingga tanah tidak stabil (mudah bergerak).

6. Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan:

  • Daerah ini diperkirakan masih berpotensi untuk bergerak baik longsoran tipe cepat maupun longsoran tipe lambat berupa rayapan (nendatan, retakan, dan amblasan) terutama pada waktu terjadi hujan lebat dalam waktu lama.
Rekomendasi:

Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah di lokasi tersebut, untuk menghindari terjadinya longsor susulan yang lebih besar dan jatuhnya korban jiwa disarankan:

  • Apabila terdapat retakan di tanah, agar segera ditutup menggunakan tanah lempung/liat dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam area retakan. Hal ini untuk mencegah masuknya air melalui retakan tersebut dan mencegah terjadinya longsoran tipe cepat;
  • Apabila terjadi perkembangan retakan yang cepat terutama di atas tebing yang sudah longsor, segera menjauh dari lokasi gerakan tanah dan melaporkannya kepada instansi yang berwenang untuk menyampaikan peringatan kepada penduduk yang beraktivitas di sekitar bencana, untuk antisipasi jika terjadi longsor susulan;
  • Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi bencana perlu meningkatkan kewaspadaan saat terjadi dan setelah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama;
  • Masyarakat diharapkan terus memantau perkembangan retakan yang terjadi, apabila retakan terus berkembang diharapkan segera mengungsi ketempat yang lebih aman dan segera dilaporkan kepada Pemerintah Daerah setempat dalam hal ini BPBD Kabupaten Agam;
  • Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah;
  • Masyarakat setempat dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dari BPBD/aparat pemerintah daerah setempat
Laporan ini dapat diunduh atau download di www.vsi.esdm.go.id.

Demikian laporan ini kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya.

Kepala Badan Geologi

Sugeng Mujiyanto

Link Lampiran: https://bit.ly/3PVXpYs

Ikuti Berita Kami