Hidrogen hijau adalah tipe yang dianggap paling bersih. Hidrogen hijau dihasilkan dari elektrolisis air menggunakan listrik dari energi terbarukan seperti air, panas bumi, dan angin. Oleh sebab itu, hidrogen hijau sangat berperan dalam usaha mengurangi efek rumah kaca. Pada Oktober 2023 Kementerian ESDM telah menggandeng PT PLN dalam pengoperasian kilang hidrogen hijau pertama Indonesia di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Jakarta (baca https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/green-hydrogen-plant-pertama-di-indonesia-resmi-beroperasi). Tidak lama berselang, PT PLN mengoperasikan 21 unit tambahan pada berbagai lokasi di Nusantara sehingga total kapasitas mencapai 199 ton per tahun. Sekitar 75 ton hasil produksi digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit listrik, sisanya diarahkan untuk bahan bakar kendaraan berbasis fuel cell, industri pupuk, dan cofiring di pembangkit listrik.
Hidrogen kuning dihasilkan lewat elektrolisis yang digerakkan oleh listrik dari tenaga
surya. Jadi, prinsipnya mirip dengan hidrogen hijau, hanya saja energi
listriknya khusus dari sumber matahari. Saat ini Indonesia belum memproduksi
hidrogen kuning secara komersial, tetapi wilayah dengan potensi sinar matahari
yang tinggi sangat menjanjikan untuk pengembangan hidrogen jenis ini.
Hidrogen toska diproduksi dengan
cara pirolysis metana, yaitu memecah gas metana (CH₄) pada suhu tinggi tanpa
oksigen, sehingga menghasilkan hidrogen (H₂) dan karbon padat. Proses ini tidak
melepaskan emisi CO2, sehingga lebih ramah lingkungan dibanding
metode lain seperti SMR. Karbon padat yang dihasilkan juga bernilai ekonomis
karena bisa dipakai untuk membuat ban mobil, tinta, atau produk karbon lainnya.
Tantangan utama hidrogen toska adalah biaya investasi teknologi pirolysis yang
masih tinggi. Meskipun produksi komersialnya belum menjadi prioritas,
ketersediaan gas metana dapat mendorong Indonesia sebagai produsen hidrogen
toska pada masa mendatang.
Hidrogen putih terbentuk secara alami di dalam bumi melalui reaksi air dengan mineral ultramafik yang kaya zat besi, seperti olivin. Proses ini disebut serpentinasi, di mana air bereaksi dengan batuan ultrabasa menghasilkan hidrogen dan mineral serpentin. Hidrogen putih dianggap sebagai sumber energi potensial yang baik karena terbentuk secara alami dan sangat ramah lingkungan. Saat digunakan sebagai bahan bakar, pembakarannya hanya menghasilkan air tanpa emisi karbon. Beberapa negara seperti Perancis, Spanyol, Australia, Amerika Serikat, dan Kanada sedang aktif melakukan eksplorasi potensi hidrogen putih. Mali juga tengah mengembangkan teknologi ekstraksi hidrogen putih secara bertahap.
Peran Strategis PSG
Di sinilah peran Pusat Survei Geologi sangat penting. Sebagai lembaga
teknis di bawah Badan Geologi, PSG memilki ahli dalam bidang pemetaan geologi,
analisis struktur bawah permukaan, dan karakterisasi reservoir batuan. Keahlian
ini sangat berguna untuk mengidentifikasi zona-zona potensial akumulasi
hidrogen alami, seperti di zona sesar aktif, batuan ultrabasa, dan daerah
dengan aktivitas vulkanik residual.
Pusat Survei Geologi (PSG) layak mengambil peran utama dalam studi
geokimia dan geofisika untuk mendeteksi anomali gas hidrogen serta membangun
basis data nasional potensi hidrogen putih. Informasi ini akan menjadi pijakan
penting dalam merumuskan kebijakan energi berkelanjutan sekaligus membuka
peluang investasi di bidang eksplorasi hidrogen. Sejak 2023, PSG telah memulai
kegiatan eksplorasi hidrogen putih di berbagai lokasi di Indonesia. Dua lokasi
di Sulawesi Tengah yang menunjukkan indikasi kuat potensi hidrogen putih adalah
kawasan Tanjung Api di Kabupaten Tojo Una-una dan Onepute di Kabupaten Morowali
Utara. Hydrogen seepage (rembesan hidrogen) di Tanjung Api dapat dilihat
pada Gambar 1.
Selain itu, PSG bertekat untuk berperan aktif dalam menyebarkan
informasi dan edukasi kepada publik terkait jenis-jenis hidrogen dan dampaknya
terhadap transisi energi. Dengan menyediakan data dan peta potensi hidrogen
secara terbuka, PSG dapat memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi energi hijau
sekaligus menarik minat pelaku industri energi bersih untuk berinvestasi di
tanah air.
Ke depan, sinergi antara ilmu geologi, teknologi energi, dan kebijakan
publik akan menjadi kunci sukses pengembangan hidrogen yang berkelanjutan.
Dengan potensi alam yang melimpah dan dukungan lembaga riset seperti PSG,
Indonesia punya peluang besar untuk tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga
produsen hidrogen bersih yang diakui dunia.
Bagian pertama artikel ini dapat dilihat melalui link berikut https://geologi.esdm.go.id/media-center/mengenal-kode-warna-hidrogen-dan-peran-strategis-pusat-survei-geologi-bagian-satu
Penulis : Ronaldo Irzon
Penyunting : Tim Scientific Board – PSG