Mengetahui Potensi Panas Bumi di Daerah Leles, Kabupaten Cianjur

Salah satu kegiatan yang dilakukan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP)-Badan Geologi melalui Tim Kerja Panas Bumi pada tahun 2024 adalah melakukan Survei Terpadu Geologi, Geokimia, Geofisika Daerah Panas Bumi Leles, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sesuai dengan nomenklaturnya, dalam kegiatan tersebut diterapkan beberapa metode, yaitu metode geologi, geokimia, dan geofisika. 
 
Menurut ketua tim Survei Terpadu Geologi, Geokimia, Geofisika Daerah Panas Bumi Leles, Mochamad Nur Hadi, metode geologi pertamanya digunakan untuk menentukan arah kelurusan struktur yang akan diukur strike-dip-nya, untuk mengetahui apakah daerah yang disurvei itu termasuk daerah yang permeabel, tempat air panas di permukaan. Selain itu, juga dilakukan pengambilan sampel batuan untuk mengetahui jenis komposisinya serta kandungan mineral dalam manifestasi panas bumi. Pengambilan sampel batuan itu digunakan untuk beberapa analisa, yaitu analisa petrografi, analisa geokimia batuan, XRF, maupun analisa batuan ubahan.
 
Setelah itu, beberapa sampel yang dianalisa di lapangan akan dilakukan deskripsi secara megaskopis dengan menggunakan loop, dan melakukan pengecekan apakah batuannya karbonat atau bukan, dengan ditetesi larutan HCl. Setelah dilakukan pengambilan sampel batuan yang mewakili setiap satuan dalam peta juga dilakukan pengambilan untuk spesimen di laboratorium. Setelah dilakukan pengukuran, data dan hasil analisa dimasukkan ke dalam aplikasi untuk membuat peta stratigrafi satuan-satuan batuan di lokasi panas bumi.
 
Kata Mochamad Nur Hadi, langkah selanjutnya adalah mengaplikasikan metode geokimia, dengan maksud untuk mengetahui karakteristik reservoir dengan mengetahui sifat fluida dengan melakukan pengambilan sampel fluida, pengambilan sampel tanah, dan pengambilan sampel gas untuk penentuan potensi panas bumi. Sementara metode geofisika yang digunakan pada survei terpadu ini adalah metode Audio-frequency Magnetotelluric (AMT) dengan maksud untuk mendelinieasi kondisi bawah permukaan yang terkait dengan sistem panas bumi. Ke depannya, hasil analisa metode AMT digunakan menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk pengajuan wilayah kerja panas bumi.
 
Dengan diaplikasikannya berbagai metode tersebut Tim Survei Terpadu Geologi, Geokimia, Geofisika Daerah Panas Bumi dapat mengetahui karakteristik panas bumi yang terbentuk di daerah Leles, Kabupaten Cianjur. Di situ akan diketahui tinggi suhu reservoir yang ada, luas dan dimensi reservoir yang ada di bawah permukaan. Kata Mochamad Nur Hadi, hasil akhir dari kegiatan survei ini adalah untuk menentukan kelayakan daerah yang disurvei bagi tindak lanjut sebagai wilayah kerja panas bumi atau hanya dapat menjadi wilayah pemanfaatan langsung yang biasa digunakan oleh masyarakat sekitar, misalnya sebagai tempat wisata, tempat berendam, dan pengobatan.

Ikuti Berita Kami