Automated Mineralogy

Automated mineralogy represent a significant innovation in the field of mineral characterization, integrating high-resolution imaging technology with electron-based chemical analysis. This system is built upon the Scanning Electron Microscope (SEM) equipped with an Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS) detector and advanced data processing software—specifically MapsMin and NanoMin. Initially known as the Mineral Liberation Analyzer (MLA), this technology has evolved into a more advanced and multifunctional system, such as the one currently utilized in the Laboratory of Center for Mineral, Coal, and Geothermal Resources (PSDMBP) of the Geological Agency. 

 

The core function of the SEM in automated mineralogy is to generate ultra-high-resolution surface images of samples, enabling in-depth observation of the morphology and texture of mineral particles. This technology excels at capturing differences in density and contrast between minerals through backscattered electron imaging, allowing each grain in the sample to be clearly visualized. At PSDMBP, the SEM is equipped with two EDS detectors, enhancing both the speed and accuracy of chemical element detection within individual mineral grains. 

 

The EDS plays a crucial role in determining the elemental composition of samples. This detector captures X-ray signals generated when electrons from the SEM interact with atoms within the mineral. These signals are translated into information about the type and abundance of chemical elements present. The produced data is processed using MapsMin and NanoMin software, which classify minerals based on elemental combinations and generate spatial distribution maps. 

 

Through the integration of imaging data and elemental composition, Automated Mineralogy can produce a range of critical parameters for quantitative mineralogical analysis. The results from these measurements include: modal mineralogy (volume percentage of each mineral), elemental assay (total elemental composition), elemental deportment (distribution of elements across various minerals), particle and grain size distribution, liberation (degree of valuable mineral liberation from gangue minerals), locking and association (interrelationships among minerals, including valuable minerals encapsulated within others), and particle visualization and filtering. This information is highly valuable, particularly in the context of mineral resource exploration and processing. 

 

Users can comprehensively assess mineral characteristics and determine the most suitable metallurgical methods for valuable element extraction, such as flotation, roasting, or leaching, based on the data obtained. In other words, Automated Mineralogy serves as a bridge between mineralogical data and practical applications in ore processing. It also makes a significant contribution to the field of petrography, as the system can accurately identify rock types through the analysis of constituent mineral compositions, both individually and in association. The Automated Mineralogy system is capable of producing data that include spatial mineralogy maps, X-ray elemental maps, high-resolution backscattered electron images, quantitative mineral compositions, bulk sample compositions, and information on mineral grain size and shape. 

 

With these capabilities, Automated Mineralogy serves as both an analytical tool and an interpretation platform, bridging the gap between microscopic observations and strategic decision-making in mineral exploration and processing. The presence of this technology at the PSDMBP Laboratory marks a significant advancement in supporting applied geological research and the precise and efficient development of national mineral resources. 

 

 

 

Automated Mineralogy 

 

Automated Mineralogy merupakan salah satu inovasi penting dalam bidang karakterisasi mineral yang menggabungkan teknologi pencitraan beresolusi tinggi dan analisis kimia berbasis elektron. Sistem ini bekerja dengan landasan utama alat Scanning Electron Microscope (SEM) yang dilengkapi dengan detektor Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) serta perangkat lunak pengolah data mineralogi otomatis, yakni MapsMin dan NanoMin. Perangkat ini awalnya dikenal dengan nama Mineral Liberation Analyzer (MLA) dan sekarang berkembang menjadi sistem lebih canggih dan multifungsi, seperti yang kini digunakan di Laboratorium Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (PSDMBP), Badan Geologi. 

 

Fungsi utama SEM dalam Automated Mineralogy adalah menghasilkan citra permukaan sampel dengan resolusi sangat tinggi, yang memungkinkan pengamatan mendalam terhadap morfologi dan tekstur partikel mineral. Teknologi ini sangat unggul dalam menangkap perbedaan densitas dan kontras antarmineral melalui backscattered electron imaging, sehingga setiap butiran dalam sampel dapat ditampilkan dengan jelas. Dalam sistem Automated Mineralogy di PSDMBP, SEM telah dilengkapi dua detektor EDS, yang meningkatkan kecepatan dan akurasi untuk mendeteksi unsur-unsur kimia penyusun setiap butiran atau partikel mineral. 

 

Peran EDS sangat penting karena memungkinkan analisis komposisi unsur pada setiap titik di dalam sampel. Detektor ini bekerja dengan menangkap sinyal sinar-X yang dihasilkan saat elektron dari SEM berinteraksi dengan atom-atom dalam mineral. Sinyal ini kemudian diterjemahkan menjadi informasi mengenai jenis dan kelimpahan unsur-unsur kimia yang terdapat di dalam sampel. Data yang dihasilkan oleh EDS ini diproses lebih lanjut oleh perangkat lunak MapsMin dan NanoMin, yang mampu melakukan klasifikasi mineral berdasarkan kombinasi unsur, serta menyusun peta distribusi mineral secara spasial. 

 

Melalui proses integrasi data citra dan komposisi unsur, Automated Mineralogy mampu menghasilkan berbagai parameter penting untuk analisis mineralogi kuantitatif. Hasil dari pengukuran ini mencakup: modal mineralogy (persentase volume setiap mineral), elemental assay (komposisi unsur total), elemental deportment (bagaimana unsur terdistribusi dalam berbagai mineral), distribusi ukuran butiran dan partikel, liberation (derajat pembebasan mineral bernilai dari mineral pengotor), locking and association (hubungan antarmineral, termasuk mineral bernilai yang terperangkap dalam mineral lain), serta particle visualization and filtering (visualisasi partikel dan penyaringan). Informasi-informasi ini sangat penting, khususnya dalam konteks eksplorasi dan pengolahan sumber daya mineral. 

 

Pengguna dapat menilai karakteristik mineral secara menyeluruh dan menentukan metode metalurgi yang paling tepat untuk mengekstraksi unsur bernilai, seperti flotasi, pemanggangan, atau pelindian berdasarkan data yang diperoleh. Oleh karena itu Automated Mineralogy berfungsi sebagai jembatan antara data mineralogi dan aplikasi praktis dalam pemrosesan bijih. Automated Mineralogy memberikan kontribusi besar dalam bidang petrografi. Sistem ini mampu melakukan identifikasi jenis batuan dengan akurasi tinggi melalui analisis komposisi mineral penyusun, baik secara individu maupun dalam konteks asosiatif. Sistem Automated Mineralogy ini mampu menghasilkan data yang meliputi: spatial mineralogy maps (Peta distribusi mineral spasial), X-ray elemental maps (peta unsur sinar-X), high-resolution backscattered electron images (citra elektron dengan resolusi tinggi), quantitative mineral compositions (komposisi mineral kuantitatif), sample bulk compositions (komposisi keseluruhan sampel), dan mineral grain size and shape information (informasi tentang ukuran dan bentuk butiran mineral). 

 

Dengan kemampuan-kemampuan tersebut, Automated Mineralogy menjadi alat analisis serta platform interpretasi yang menjembatani antara observasi mikroskopik dan pengambilan keputusan strategis dalam eksplorasi maupun pengolahan mineral. Keberadaan teknologi ini di Laboratorium PSDMBP merupakan langkah maju dalam mendukung riset geologi terapan dan pengembangan sumber daya mineral nasional secara lebih presisi dan efisien. 



Ikuti Berita Kami