Panen Perdana Hasil Implementasi Produk Asam Humat

 
Jumat, 27 September 2024, suasana di Dusun Macanan, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, penuh keceriaan. Di area persawahan yang subur tersebut, dilaksanakan panen perdana demonstration plot (demplot) hasil implementasi produk asam humat. Produk ini dikembangkan dari batubara peringkat rendah, hasil kolaborasi antara Tim Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP). 
 
Panen perdana ini menandai langkah maju dalam pemanfaatan batubara yang selama ini dikenal hanya sebagai sumber energi. Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama FT UGM mengungkapkan rasa terima kasih atas sinergi yang kuat antara UGM, PTBA, dan PSDMBP. Ia menekankan bahwa teknik tersebut merupakan jembatan yang menghubungkan penelitian dengan industri, serta wujud nyata dari keterlibatan akademisi dalam memberikan solusi untuk masyarakat. Produk asam humat yang dihasilkan tersebut menjadi bukti bahwa inovasi teknologi dapat membawa manfaat langsung bagi sektor pertanian, khususnya bagi para petani. 
 
Dalam kesempatan yang sama, SVP PMO PTBA turut memberikan apresiasi atas kolaborasi produktif antara PTBA dan UGM, yang didukung penuh oleh PSDMBP. Hasil penelitian ini diyakini akan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. Bagi PTBA, inovasi ini sangat penting untuk masa depan pemanfaatan batubara kalori rendah, yang selama ini sebagian besar digunakan untuk suplai energi domestik, khususnya ke PLTU. Pemanfaatan batubara untuk ekstraksi asam humat menawarkan potensi baru selain energi, yaitu meningkatkan produktivitas padi dan mempercepat masa tanam dibandingkan penggunaan pupuk urea. 
 
Ketua Kelompok Kerja Batubara PSDMBP Eko Budi Cahyono menambahkan bahwa hasil panen ini menjadi bukti bahwa batubara bisa dimanfaatkan tidak hanya sebagai sumber energi, melainkan juga sebagai bahan untuk produk bernilai tambah lainnya, seperti asam humat. Saat ini, PSDMBP telah menyusun peta jalan pengembangan dan pemanfaatan batubara yang mencakup berbagai program, termasuk evaluasi potensi batubara kalori tinggi untuk smelter dan metalurgi, serta kajian logam tanah jarang yang terdapat dalam batubara dan abu batubara. Selain itu, PSDMBP mengembangkan penelitian mengenai ekstraksi material maju untuk baterai listrik dan biomedis, serta pengembangan asam humat dari batubara kalori rendah. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor produk pupuk campuran. 
 
Desa Bimomartani sebagai lokasi percontohan diharapkan dapat menjadi titik awal untuk pengembangan skala yang lebih besar dalam pemanfaatan batubara kalori rendah di masa depan. Prof. Ferian Anggara dari FT UGM menyampaikan dalam penutupannya bahwa kajian lanjutan mengenai komposisi asam humat dan penggunaan pupuk NPK/urea akan dilakukan untuk mencapai produktivitas optimal dari lahan pertanian. Selain itu, produk asam humat juga akan diuji pada tanaman buah yang memiliki masa tumbuh lebih panjang dan pada lahan kritis di wilayah Gunung Kidul. Kajian tambahan dengan hydrogel nanosilika juga akan dilakukan untuk mereklamasi lahan bekas tambang yang kekurangan sumber daya air, serta penanaman pada lahan kurang subur di Ibu Kota Nusantara (IKN). 
 
Reporter: AK 
Editor: BWN 

Ikuti Berita Kami