SIARAN PERS AWAN PANAS G. SEMERU, JAWA TIMUR 28 MARET 2024


SIARAN PERS
Nomor : 7./KM.05/BGL/2024


Pada Kamis, 28 Maret 2023 pukul 15.18 WIB telah terjadi erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur. Erupsi berupa Awan Panas dengan jarak luncur tidak diketahui dikarenakan visual
G. Semeru tertutup kabut. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitude maksimum 37 mm dan durasi 27 menit, tinggi kolom abu erupsi tidak dapat teramati karena G. Semeru tertutup kabut.
 
Aktivitas G. Semeru memperlihatkan bahwa aktivitas erupsi, awan panas dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan cuaca yang berkabut. Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di G. Semeru. Akumulasi material hasil erupsi (letusan dan aliran lava) maupun pembentukan “scoria cones” berpotensi menjadi guguran lava pijar, atau pun awan panas. Material guguran lava dan atau awan panas yang sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak G. Semeru, berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan. Selain itu, interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder.
 
Dalam periode ini jumah gempa yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di G. Semeru masih tinggi, terutama gempa Letusan, Guguran dan Harmonik. Gempa Vulkanik Dalam dan Harmonik yang masih terekam mengindikasikan masih adanya suplay di bawah permukaan G. Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan serta adanya proses penumpukaan material hasil letusan di sekitar kawah Jonggring Seloko. Pemantauan deformasi dengan peralatan Tiltmeter dan GPS kontinyu pada periode ini masih berfluktuasi, namun diakhir periode pengamatan menunjukan adanya pola yang relatif menurun pada bagian bawah tubuh G. Semeru dan di bagian atas menunjukkan proses inflasi, yang berkorelasi dengan terus terjadinya perpindahan tekanan dari dalam tubuh gunungapi ke permukaan bersamaan dengan keluarnya material saat terjadi erupsi dan hembusan.
 
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi maka tingkat aktivitas G. Semeru tetap pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini. Sehubungan dengan tingkat aktivitas G. Semeru pada Level III (Siaga) maka direkomendasikan:

1.     Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter



dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak

2.     Masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)

3.     Masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Demikian disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.


Kepala Badan Geologi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 
Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc.

Ikuti Berita Kami