Sosialisasi Mitigasi Bencana Gunungapi Kelud, Arjuno Welirang Dan Bromo Pada Sabtu-minggu (23-24/02/2019) Di Tiga Kecamatan Yaitu Kecamatan Ngantang, Kecamatan Bumiaji Dan Kecamatan Tumpang Di Malang Jawa Timur

Sobat Geologi,

Tuhan menciptakan alam ini tentu dengan tujuan baik. Seperti halnya gunungapi yang tersebar di wilayah Indonesia membuat masyarakat di wilayah gunungapi dimanjakan dengan tanah yang subur, banyaknya kandungan mineral logam, non logam, dan migas juga adanya material yang bisa diandalkan untuk menjadi lahan pencaharian utama, bahkan objek wisata yang bisa dijual kepada masyarakat karena keindahan lokasi sekitar gunungapi. Gunungapi memang memiliki daya tarik besar untuk dijadikan tempat tinggal. Namun di balik anugerah besar itu tak dapat dipungkiri bahwa ada potensi bencana geologi dibaliknya.

Bencana geologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan oleh alam salah satunya adalah erupsi gunungapi. Perlunya upaya mengkomunikasikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pengenalan karakteristik kawasan yang didiami apakah termasuk kawasan rawan bencana atau tidak, sehingga upaya mitigasi terus ditingkatkan dengan pemahaman dan peningkatan kapasitas masyarakat sehingga kerusakan dan korban jiwa dapat diminimalisir apabila terjadi bencana geologi.

Dalam upaya pengurangan resiko erupsi gunungapi, Badan Geologi menyelenggarakan Sosialisasi Mitigasi Bencana Gunungapi Kelud, Arjuno Welirang dan Bromo pada Sabtu-Minggu (23-24/02/2019) di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Ngantang, Kecamatan Bumiaji dan Kecamatan Tumpang di Malang Jawa Timur.

Sosialisasi Mitigasi Bencana Gunungapi ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi dan menanggulangi bencana geologi. Acara dibuka oleh Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar dan Kepala PVMBG Kasbani. Narasumber yang dihadirkan terdiri dari para ahli Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) antara lain Hendra Gunawan, Kristianto, Akhmad Solihin, Imam Santosa, Agus Budianto dan Estu Kriswati. Materi yang ditampilkan mencakup kebencanaan secara umum dan mitigasi bencana gunungapi secara khusus.

sekitar 150 orang di masing-masing kecamatan. Antusiasme diperlihatkan mereka yang menginginkan informasi mengenai potensi bencana di wilayahnya masing-masing. Terlebih banyaknya hoax yang sering beredar di media social membuat mereka sadar akan pentingnya menghadiri sosialisasi ini.

Mengapa mitigasi bencana ini diperlukan? Tentu saja karena dampak kerugian yang sangat besar mulai dari korban jiwa, infrastruktur, materi dan lain-lain. Bencana letusan gunung api sebagai salah satu bencana geologi merupakan siklus bencana yang mendadak, tiba-tiba, tidak bisa diprediksi, belum dapat diramal kapan dan berapa besar, tidak teratur, waktu cepat dan dampak bencana lama. Meski sebetulnya semua gunung api selalu menunjukkan gejala sebelum meletus, tetap saja teknologi yang dipadu dengan kemampuan para ahli sangat terbatas sehingga tidak mampu menerjemahkan secara tepat gejala yang muncul. Kaitannya dengan bencana yang akan selalu ada itulah maka mitigasi bencana diperlukan.

Ketika gunung api berpotensi untuk meletus atau bahkan mempunyai ritme dalam mengeluarkan isinya, masyarakat seharusnya mempunyai informasi menyeluruh mengenai segala aspek yang menjadi faktor pendorong meningkatnya ancaman bahaya jika terjadi letusan.


sekitar 150 orang di masing-masing kecamatan. Antusiasme diperlihatkan mereka yang menginginkan informasi mengenai potensi bencana di wilayahnya masing-masing. Terlebih banyaknya hoax yang sering beredar di media social membuat mereka sadar akan pentingnya menghadiri sosialisasi ini.

Mengapa mitigasi bencana ini diperlukan? Tentu saja karena dampak kerugian yang sangat besar mulai dari korban jiwa, infrastruktur, materi dan lain-lain. Bencana letusan gunung api sebagai salah satu bencana geologi merupakan siklus bencana yang mendadak, tiba-tiba, tidak bisa diprediksi, belum dapat diramal kapan dan berapa besar, tidak teratur, waktu cepat dan dampak bencana lama. Meski sebetulnya semua gunung api selalu menunjukkan gejala sebelum meletus, tetap saja teknologi yang dipadu dengan kemampuan para ahli sangat terbatas sehingga tidak mampu menerjemahkan secara tepat gejala yang muncul. Kaitannya dengan bencana yang akan selalu ada itulah maka mitigasi bencana diperlukan.

Ketika gunung api berpotensi untuk meletus atau bahkan mempunyai ritme dalam mengeluarkan isinya, masyarakat seharusnya mempunyai informasi menyeluruh mengenai segala aspek yang menjadi faktor pendorong meningkatnya ancaman bahaya jika terjadi letusan.

Karena di balik bahaya yang mengancam dari gunung api apabila meletus, disitulah sumber penghidupan bagi manusia. Gunung api merupakan sumber energi, sumber lahan subur, sumber edukasi - geowisata dan sumber resapan air.

Salam tangguh!!

Penulis :

Titan Roskusumah, S. Sos., M.Ikom

Pranata Humas Muda

Sekretariat Badan Geologi





Ikuti Berita Kami