Tinjau Lokasi Calon KCAG di Klaten, Kepala PATGTL Tekankan Urgensi Perlindungan Warisan Geologi

Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, memimpin langsung kunjungan lapangan ke tiga situs geologi utama yang diusulkan menjadi Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG) di Kabupaten Klaten, Rabu (30/7). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya percepatan penetapan KCAG, menyusul verifikasi awal yang dilakukan pada Februari 2024. Dalam sambutannya, Agus menekankan bahwa perlindungan terhadap objek geologi langka dan bernilai tinggi merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah pusat, daerah, maupun masyarakat.

“Wilayah Klaten menyimpan rekam jejak geologi yang sangat penting, baik dari sisi keunikan batuan, struktur, maupun nilai ilmiah yang belum tentu ditemukan di daerah lain. Penetapan KCAG akan menjadi langkah strategis untuk memastikan keberadaan situs-situs ini tetap lestari dan memberi manfaat ilmiah maupun ekonomi ke depan,” ujar Agus dalam kunjungan tersebut. Ia menambahkan, sinergi lintas sektor sangat diperlukan untuk mempercepat proses administratif, teknis, hingga sosial dalam penetapan KCAG.

Kunjungan dimulai dari Bukit Patrum di Desa Krakitan, sebuah bekas tambang gamping yang unik karena proses ekstraksinya dahulu menggunakan dinamit. Nama "Patrum" sendiri berasal dari istilah Jawa yang berarti dinamit, yang menegaskan kekhasan sejarah dan budaya lokal kawasan tersebut. Situs ini dinilai memiliki potensi edukatif dan pariwisata geologi yang tinggi, terutama jika dikelola secara terpadu dengan dukungan pemerintah daerah.

Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Watu Prau di Desa Gununggajah. Situs ini menarik perhatian karena menyimpan lapisan sedimen tertua di Jawa yang berasal dari zaman Eosen. Struktur batuan di lokasi ini masuk dalam Formasi Wungkal dan mengandung fosil numulites, yaitu fosil mikroskopis yang memberikan informasi penting tentang kondisi lingkungan purba. Lokasi ini dianggap sangat potensial sebagai objek penelitian ilmiah dan laboratorium alam untuk edukasi geologi.

Situs terakhir yang dikunjungi adalah Lava Bantal di Desa Jarum, yang merupakan bagian dari Formasi Kebo Butak. Struktur lava yang membentuk bantal-bantal alami di lokasi ini menunjukkan bukti aktivitas vulkanik bawah laut di masa lalu. Situs ini menyajikan bukti proses geologi yang langka dan berharga untuk pengembangan ilmu kebumian serta wisata geowisata tematik.

Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) dan penandatanganan dokumen status lahan bersama para pemilik lahan dan stakeholder terkait. Selain itu, penyusunan peta dan matriks Rekomendasi Penetapan KCAG (Rakepmen) tengah dipersiapkan oleh tim teknis. Pemerintah Kabupaten Klaten melalui Bupati dan Wakil Bupati menyambut baik langkah PATGTL ini, dan berharap penetapan KCAG dapat membawa manfaat besar bagi konservasi, pendidikan, dan pengembangan potensi wisata geologi di wilayah mereka.

Ikuti Berita Kami