Dalam update terakhir proses penanganan gempa di Cianjur, Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengklarifikasi potensi Gerakan tanah pasca gempa Cianjur. Penelitian yang telah dilakukan di dua titik lokasi di Cugenang disampaikan pada saat Konferensi pers hari Rabu (23/11/2022) sore.
Konferensi pers yang dilaksanakan di Pendopo Kantor Bupati Cianjur, Kabupaten Cianjur dihadiri oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dan Bupati Cianjur H. Herman Suherman.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, longsoran ada di dua titik pada jalan nasional tersebut. Longsor pertama panjangnya mencapai 44 meter pada lereng setinggi 16. Sedangkan longsoran kedua panjangnya 162 meter pada lereng setinggi 45. Material longsoran berupa pelapukan dari tuflitik berwarna abu-abu kemerahan sangat lapuk dan jenuh air yang menutup badan jalan.
"Berdasarkan pengamatan lapangan di Cugenang dengan drone seluas 80 meter, ada yang perlu kami sampaikan. Pertama, pembersihan material longsoran dapat dilanjutkan agar lalu lintas kembali normal. Kemudian proses pembersihan agar memperhatikan kondisi cuaca karena potensi longsor susulan masih ada apalagi dengan cuaca hujan," tegas Wafid.
Sehingga gempa susulan dan cuaca hujan dapat memicu lagi ketidakstabilan diatas. Hal ini disebabkan adanya beberapa gundukan sisa longsoran itu yang bisa terpicu dari getaran maupun cuaca hujan.
Kemudian pemantauan material longsoran juga perlu untuk dilakukan. Namun, pengamatan terakhir melalui drone didapati adanya hiruk pikuk di udara. Sehingga, Tim dari Badan Geologi akan memantau besok pagi untuk lebih detail dan melakukan kajian tiga dimensi. Dimana untuk mengetahui seberapa besar volume yang tergerakan, potensinya seperti apa dan apa yang harus dilakukan.
Wafid menambahkan, "Kita juga sudah mengamati lokasi-lokasi yang dapat dipakai untuk menambah cadangan air tanah. Jadi sudah siap untuk melakukan pengeboran air tanah."
Sumber: Adia (Humas BG)