ANALISIS HIDROGEOLOGI LOKASI PENGEBORAN AIR TANAH YANG MENGELUARKAN GAS DI DESA KADUR, KEC. KADUR, KAB. PAMEKASAN 28 DESEMBER 2023


Semburan air bercampur gas setinggi 20 meter terjadi pada tanggal 27 Desember 2023 di Dusun Kadur Barat, Desa Kadur, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan. Semburan tersebut  terjadi pada saat pengeboran air tanah di salah satu warga dengan kedalaman 140 meter, tepatnya saat warga memasukkan pompa submersible ke dalam sumur dan pompa tersebut secara tiba-tiba keluar bersamaan dengan gas dan air yang menyembur. 


Lokasi sumur bor air tanah yang mengeluarkan gas tersebut secara fisiografis masuk dalam Zona Antiklinorium Rembang – Madura. Daerah ini tersusun atas batuan yang mengalami perlipatan berupa sistem antiklin yang tersusun atas batuan Formasi Ngrayong (Gambar-1). Formasi Ngrayong tersusun atas batupasir bersisipan dengan batulempung, napal, dan batugamping. Berdasarkan atas kandungan fosilnya, Formasi Ngrayong menunjukkan umur Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan laut dangkal (litoral) dan memiliki tebal secara regional sekitar 600 m.


Melihat kondisi batuan penyusun seperti di atas, maka secara hidrogeologis Desa Kadur, Kec. Kadur, Kab. Pamekasan merupakan daerah air tanah langka dan pada beberapa lokasi dijumpai air tanah dengan produktivitas rendah. Kualitas air tanah pada lokasi sumur bor tersebut belum dilakukan pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, namun kualitas air tanah kemungkinan mirip dengan lokasi sumur bor dengan kejadian serupa pada lokasi-lokasi lainnya seperti di Desa Pragaan Daya, Kec. Pragaan Kabupaten Sumenep pada tahun 2016.


Air tanah pada lokasi semburan gas bercampur air di wilayah Madura secara umum bersifat payau hingga asin dengan nilai daya hantar listrik di atas 10.000 µS/cm dan zat padat terlarut di atas 5000 mg/l. Air tanah juga umumnya keruh, berwarna, serta memiliki kandungan ion besi (Fe3+), natrium (Na+), dan klorida (Cl-) yang tinggi. Berdasarkan atas hal tersebut, maka air tanah umumnya tidak dapat dipergunakan sebagai air minum. 


Hasil analisis hidrogeokimia menunjukkan kualitas air tanah tersebut berkaitan dengan lingkungan pengendapan batuan yang terpengaruh dengan air laut. Rendahnya nilai konduktivitas hidrolika batuan yang bersifat lempungan menyebabkan pencucian air asin oleh air hujan berlangsung sangat lambat, sehingga air tanah masih  bersifat payau sampai asin hingga saat ini. 


Berkaitan dengan munculnya semburan gas bercampur air tanah dikarenakan adanya fenomena air tanah yang tertekan oleh keberadaan lapisan batulempung sebagai penutup lapisan pembawa air tanah tersebut (akuifer) pada kedalaman tertentu. Ketika lapisan lempung yang menutupi lapisan pembawa air tanah tersebut secara mekanis tertembus oleh proses pengeboran, maka air tanah akan ke luar bercampur dengan gas untuk mencapai kesetimbangan.

Ikuti Berita Kami