I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, tekanan lemah hingga sedang dan tinggi 200 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos pada tanggal 7 Mei 2023 pukul 08.32WIB.
Pada minggu minggu ini guguran lava teramati sebanyak 106 kali ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 1.800 m. Suara guguran terdengar 12 kali dari pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.
Gambar 1.a-d menunjukkan analisis morfologi kubah lava dari Stasiun kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos dan Babadan2. Pada kubah barat dayateramati perubahan morfologi yang terjadi akibat adanya guguran lava. Untuk kubah tengah tidak ada perubahan yang signifikan. Berdasarkan foto udara tanggal 13 Maret 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 1.686.200 m3 dan kubah tengah sebesar 2.312.100 m3.
Kegempaan
Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 4 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 16 kali gempa Fase Banyak (MP), 711 kali gempa Guguran (RF), dan 12 kali gempa Tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu, namun jumlah gempa RF masih cukup tinggi. Lampiran 1.e menunjukkan grafik kegempaan di Gunung Merapi.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BAB1 ke reflektor RB1 pada kisaran 4.028,077 m hingga 4.028,088 m; ke reflektor RB2 pada kisaran 3.842,618 m hingga 3.842,627 m; dan ke reflektor RB3 pada kisaran 3.413,342 m hingga 3.413,349 m. Baseline GPS Labuhan–Jrakah berkisar pada 7.108,13 m hingga 7.108,16 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 0,02 cm/hari. Lampiran 1.e menunjukkan grafik deformasi di Gunung Merapi.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 27 mm/jam selama 65 menit di Pos Ngepos pada tanggal 6 Mei 2023. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
· Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya–upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
· Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
· Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
· Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
· Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website
bpptkg.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau kekantor BPPTKG, Jalan Cendana No.15 Yogyakarta, telepon (0274)514180-514192.
Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 12 Mei 2023
a.n. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi,
Kepala BPPTKG
Agus Budi Santoso